Pendorong Utama Kenaikan IHSG: 7 Saham yang Memberikan Pengaruh

Pendorong Utama Kenaikan IHSG: 7 Saham yang Memberikan Pengaruh
Ilustrasi

CYDEM.CO.ID, Jakarta, - Pasar saham Indonesia terus menunjukkan optimisme dalam perdagangan sesi I pada Selasa (29/8/2023), dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan. Sentimen positif ini muncul berkat keyakinan pelaku pasar global bahwa kondisi perekonomian global sedang membaik dan periode suku bunga tinggi akan segera berakhir.

Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG mencatat penguatan sebesar 0,44% ke level 6.952,28. IHSG tetap bertahan di kisaran psikologis 6.900 selama sesi I hari ini.

Sumber: Refinitiv

Emiten

Kode Saham

Indeks Poin

Harga Terakhir

Perubahan Harga

GoTo Gojek Tokopedia

GOTO

11,00

90

5,88%

Kalbe Farma

KLBF

2,80

1.860

3,05%

Charoen Pokphand Indonesia

CPIN

2,60

5.375

2,87%

Bayan Resources

BYAN

1,71

18.875

0,53%

Bank Central Asia

BBCA

1,67

9.225

0,27%

Sumber Alfaria Trijaya

AMRT

1,50

2.900

1,05%

Telkom Indonesia

TLKM

1,25

3.710

0,27%

Dalam sesi I hari ini, beberapa sektor terutama yang menjadi penopang kuat IHSG adalah sektor infrastruktur yang mengalami kenaikan sebesar 1,78%, sektor kesehatan tumbuh sebesar 1,47%, sektor teknologi meningkat 1,4%, dan sektor properti naik 0,9%.

Bukan hanya sektor-sektor tersebut yang memberikan kontribusi, tetapi juga beberapa saham yang turut mendorong kenaikan IHSG. Berikut adalah daftar saham-saham yang memberikan dampak positif terhadap kenaikan IHSG pada sesi I hari ini.

Saham unggulan di sektor teknologi, yaitu PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), menjadi pendorong terbesar kenaikan IHSG dalam sesi I, memberikan sumbangan sebanyak 11 poin indeks. Saham GOTO berhasil kembali mencapai level penting psikologis di angka Rp 90/saham, setelah Direktur Utama GOTO, Patrick Walujo, melakukan akuisisi sebanyak 62,92 juta saham Seri A.

Peningkatan IHSG saat ini dipicu oleh optimisme yang masih mengiringi pelaku pasar global. Pasar terus memantau dan mengevaluasi pernyataan terbaru Ketua Federal Reserve (The Fed), bank sentral Amerika Serikat, yang diungkapkan dalam Simposium Jackson Hole pekan lalu.

Jerome Powell, Ketua The Fed, mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan belanja konsumen yang kuat terus berlanjut. Meski demikian, dia juga menggarisbawahi bahwa kebijakan bank sentral akan diterapkan secara berhati-hati dalam meningkatkan suku bunga.

Perkembangan ekonomi AS yang justru semakin kuat menghancurkan prediksi resesi semakin mendekat. Hal ini memberi dorongan pada optimisme investor terhadap kondisi ekonomi AS yang masih stabil, sehingga instrumen investasi berisiko menjadi lebih menarik.

Ekspektasi investor terhadap keputusan suku bunga dalam rapat Federal Reserve pada September adalah kemungkinan suku bunga tidak akan mengalami kenaikan. Berdasarkan perkiraan perangkat Fedwatch, sekitar 80% investor meyakini bahwa Jerome Powell akan mempertahankan suku bunga, meski ada potensi kenaikan di periode berikutnya.

Tak hanya itu, reaksi positif juga datang dari pelaku pasar domestik atas keputusan Bank Indonesia (BI) yang kembali memutuskan untuk tidak mengubah suku bunga acuan. BI mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada level 5,75%.

Saat ini, para pelaku pasar dalam negeri menantikan rilis data inflasi terbaru Indonesia untuk bulan Agustus 2023. Diprediksi bahwa tingkat inflasi tahunan (year-on-year/yoy) akan naik menjadi 3,32%, meningkat dari 3,08% pada bulan Juli sebelumnya. Namun, untuk tingkat inflasi bulanan (month-to-month/mtm), perkiraan menunjukkan penurunan menjadi 0,1%, turun dari angka 0,21% pada Juli lalu.