Serangan Udara Israel Tewaskan 36 Anggota Keluarga Saat Sahur

Korban tewas termasuk perempuan dan anak-anak, dengan beberapa korban tidak dapat diambil karena kurangnya peralatan

Serangan Udara Israel Tewaskan 36 Anggota Keluarga Saat Sahur
Ilustrasi. Serangan udara Israel menewaskan satu keluarga beranggotakan 36 orang saat hendak santap sahur.

Cydem.co.id' Jakarta - Sebuah tragedi mengerikan melanda keluarga Tabatibi di Gaza pada malam Jumat (15/3) ketika serangan udara Israel menghantam bangunan tempat tinggal mereka. Saat itu, keluarga tersebut tengah bersiap-siap untuk menyantap sahur menjelang waktu puasa Ramadan.

Serangan tersebut menewaskan setidaknya 36 anggota keluarga, termasuk wanita dan anak-anak. Korban tewas, yang diantaranya terdapat dua anak kecil, dibungkus dengan kain putih yang berlumuran darah karena kantong mayat tidak mencukupi.

Mohammed al-Tabatibi, 19 tahun, yang selamat dari serangan tersebut dengan luka di tangan kirinya, mengungkapkan kesedihannya di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al-Balah. "Mereka mengebom rumah ketika kami sedang berada di dalamnya. Ibu dan bibi saya sedang menyiapkan makanan sahur. Mereka semua menjadi martir," ujarnya dengan suara tercekat oleh tangis.

Yussef Tabatibi, anggota keluarga lainnya, mengungkapkan bahwa jumlah korban jiwa dalam keluarganya mungkin lebih banyak lagi. Namun, proses pencarian dan penyelamatan terhambat oleh kekurangan peralatan dan kondisi yang sulit.

Serangan di Nuseirat hanya satu dari puluhan serangan udara yang terjadi di Gaza, yang telah menelan korban lebih dari 31.000 jiwa sejak Oktober 2023. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak, menambah tragedi kemanusiaan yang sudah mengenaskan.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyatakan persetujuannya terhadap rencana operasi di Rafah, tempat mayoritas penduduk Gaza mengungsi. Namun, serangan udara Israel terus berlanjut bahkan sebelum operasi dimulai, menambah kekhawatiran akan pertumpahan darah yang semakin parah di kawasan tersebut.

Mahmoud Duhair, seorang kerabat dari salah satu korban serangan udara, menggambarkan tragedi yang menimpa muazin sebuah masjid beserta dua putranya pada Sabtu dini hari. Muazin tersebut, yang digambarkan sebagai "orang yang baik" oleh Mahmoud, ditemukan tewas bersama keluarganya setelah rumah mereka dihantam oleh serangan udara yang tak terduga.

Kondisi di Gaza semakin memprihatinkan dengan terus berlanjutnya serangan udara dan kurangnya perspektif damai. Kekhawatiran akan eskalasi konflik semakin menguat, meninggalkan harapan atas kedamaian semakin tipis di tengah-tengah masyarakat yang terluka dan terpukul oleh kekerasan yang tak berkesudahan.