Jessica Wongso Tetap Bertahan di Sel Tikus Penjara: Menolak Ajukan Grasi Meskipun Kondisi Memilukan, Publik Terpecah Pendapat

Penolakan Jessica Wongso Ajukan Grasi Picu Perdebatan Publik yang Memanas.

Jessica Wongso Tetap Bertahan di Sel Tikus Penjara: Menolak Ajukan Grasi Meskipun Kondisi Memilukan, Publik Terpecah Pendapat
Jessica Wongso dan sang pengacara.

Cydem.co.id' Jakarta - Jessica Wongso, terdakwa kasus pembunuhan Mirna Salihin yang terkenal dengan kasus kopi sianida, telah menolak tawaran pengacaranya untuk mengajukan permohonan grasi kepada Presiden. Otto Hasibuan, pengacara Jessica, mengungkapkan bahwa kliennya lebih memilih untuk tetap berada dalam sel tikus penjara daripada mengakui tindakan yang tidak pernah dia lakukan.

Seperti yang diungkapkan Otto Hasibuan, Jessica Wongso menolak keras mengajukan grasi karena dia tidak ingin mengakui pembunuhan yang tidak dia lakukan. "Dia bilang, 'Saya tidak mau grasi, saya tidak mau mengakui sesuatu yang tidak pernah saya lakukan. Mau 10 tahun atau 20 tahun lagi saya jalani, karena saya bukan pembunuh, saya tidak melakukannya,'" ujar Otto Hasibuan. Pengacara tersebut menjelaskan bahwa Jessica bahkan bertahan di sel tikus penjara meskipun kondisinya sangat memprihatinkan.

Menurut Otto Hasibuan, sel tikus adalah kondisi penahanan yang sangat sulit. Dia membandingkannya dengan kasus teroris yang hanya bertahan selama sepuluh hari setelah ditangkap. Namun, Jessica Wongso tetap bertahan dan tidak mengakui kesalahannya. "Seorang perempuan, mulai dari waktu diperiksa di polisi, dimasukkan di sel tikus, lampu dinyalakan berbulan-bulan, dia tidak mengakui kesalahannya," kata Otto.

Kasus Jessica Wongso dan kematian Mirna Salihin masih tetap menarik perhatian publik. Keputusan Jessica untuk tetap bertahan di sel tikus penjara tanpa mengajukan grasi telah memicu perdebatan sengit di masyarakat. Publik terpecah antara yang mendukung keputusan Jessica untuk mempertahankan ketidakbersalahannya dan yang mempertanyakan kebijakan hukum yang memaksanya bertahan dalam kondisi penahanan yang sulit.

Sementara itu, pengacara dan aktivis hak asasi manusia menyuarakan keprihatinan mereka terhadap kondisi Jessica Wongso di penjara. Beberapa pihak mendesak pemerintah dan lembaga hak asasi manusia untuk memperhatikan kasus ini lebih lanjut, mempertanyakan apakah hak asasi manusia Jessica telah dihormati dengan baik selama penahanannya.

Kasus Jessica Wongso terus menjadi sorotan media dan publik, menciptakan diskusi yang mendalam tentang keadilan, hukum, dan hak asasi manusia di Indonesia. Meskipun kasus ini telah berjalan selama bertahun-tahun, keteguhan Jessica Wongso dalam mempertahankan ketidakbersalahannya terus menggugah perhatian publik dan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab. Saat ini, publik terus menantikan bagaimana perkembangan kasus ini akan mempengaruhi sistem peradilan Indonesia dan penegakan hukum di masa mendatang.