Mesir Berencana Mengevakuasi 7.000 WNA dari Gaza, Termasuk 10 WNI yang Terjebak dalam Pertempuran

Dalam pertemuan diplomatik, Mesir mengumumkan rencananya untuk menyelamatkan 7.000 WNA dari Gaza, tetapi evakuasi WNI terhambat oleh pertempuran yang berlanjut

Mesir Berencana Mengevakuasi 7.000 WNA dari Gaza, Termasuk 10 WNI yang Terjebak dalam Pertempuran
Gelombang pengungsi di Jalur Gaza.

Cydem.co.id' Jakarta - Mesir telah berkomitmen untuk membantu dalam evakuasi sekitar 7.000 warga negara asing (WNA) dan warga berkewarganegaraan ganda yang berada di Gaza, wilayah yang tengah dilanda konflik dengan Israel. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari upaya negara-negara internasional untuk membawa WNA keluar dari daerah tersebut yang semakin terjebak dalam pertempuran.

Dalam pertemuan dengan diplomat asing, asisten Menteri Luar Negeri Mesir, Ismail Khairat, mengungkapkan bahwa Mesir akan memfasilitasi penerimaan dan evakuasi WNA dari Gaza melalui perbatasan Rafah. Evakuasi ini diperkirakan akan melibatkan sekitar 7.000 warga dari lebih dari 60 negara yang saat ini berada di Gaza.

Meskipun rincian waktu pasti pelaksanaan evakuasi masih harus diumumkan, sebanyak 596 WNA telah diidentifikasi untuk dievakuasi dari Gaza melalui Rafah. Proses evakuasi dimulai setelah perbatasan Gaza dan Mesir dibuka pada Rabu (1/11), dan ratusan WNA dari 15 negara, termasuk Belgia, Amerika Serikat, Italia, dan Meksiko, akan menjadi bagian dari evakuasi tersebut.

Namun, dari data yang dirilis oleh otoritas Gaza, tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang tercantum sebagai bagian dari evakuasi ini. Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, sebelumnya mengumumkan bahwa tim evakuasi telah berangkat dari Kairo menuju Rafah untuk kemungkinan evakuasi WNI yang berada di Gaza. Data Kementerian Luar Negeri menunjukkan bahwa ada sepuluh WNI di Gaza, di mana tiga di antaranya adalah relawan dari MER-C yang tetap tinggal untuk membantu di Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

Meski upaya evakuasi telah dimulai, situasi di Gaza yang masih terjadi pertempuran menjadi kendala utama. Para WNI yang berada di Gaza, termasuk di Kota Gaza dan Gaza Selatan, masih terjebak dalam pertempuran yang berkecamuk.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, mengungkapkan bahwa pintu perbatasan Rafah saat ini telah dibuka, tetapi kendala utama adalah masih terjadinya pertempuran di sekitar tempat tinggal para WNI, yang membuat evakuasi aman menjadi sulit dilaksanakan. Meskipun begitu, Kementerian Luar Negeri Indonesia bersama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kairo dan KBRI Amman terus melakukan koordinasi dan komunikasi intensif untuk upaya evakuasi yang lebih lanjut. Situasi ini memberikan tekanan tambahan pada upaya diplomasi internasional untuk mencapai gencatan senjata yang telah lama diinginkan di Gaza.

Keputusan Mesir untuk membantu dalam evakuasi besar-besaran ini mencerminkan tanggung jawabnya dalam situasi konflik yang melibatkan Gaza dan upaya membantu WNA yang terjebak dalam pertempuran yang berlarut-larut.