KCI Beber Alasan Pilih Impor KRL China Ketimbang Jepang dan Korea

KCI juga merencanakan pembelian 16 set kereta baru dan 19 set kereta retrovit dari PT INKA (Persero)

KCI Beber Alasan Pilih Impor KRL China Ketimbang Jepang dan Korea
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) membeberkan alasan memilih impor tiga rangkaian KRL dari China ketimbang Jepang maupun Korea. Ilustrasi.

Cydem.co.id' Jakarta - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) telah membuat keputusan penting dalam memperbarui armada kereta komuter mereka. Dalam sebuah pengumuman resmi, perusahaan tersebut mengungkapkan bahwa mereka akan mengimpor tiga rangkaian kereta rel listrik (KRL) dari China. Keputusan ini didasarkan pada pertimbangan harga yang kompetitif dan kesesuaian spesifikasi teknis yang diperlukan.

Menurut Anne Purba, Corporate Secretary KCI, proses pemilihan tersebut melibatkan evaluasi terhadap proposal dari beberapa produsen ternama, termasuk Jepang dan Korea. Meskipun terdapat penawaran dari produsen Jepang J-TREC dan produsen Korea Selatan Wojin dan Dawonsys, KCI akhirnya memilih produsen China, CRRC Cifang Qingdao.

Purba menjelaskan bahwa keputusan untuk memilih CRRC Cifang Qingdao didasarkan pada beberapa faktor kunci. Pertama, harga yang ditawarkan oleh produsen China tersebut jauh lebih kompetitif dibandingkan dengan penawaran dari Jepang dan Korea. Selain itu, spesifikasi teknis dari KRL China juga lebih sesuai dengan kebutuhan operasional KCI di Indonesia.

"Ada spesifikasi teknis yang paling mendekati memang CRRC karena dia memang produksi benar-benar sesuai dengan kebutuhan kita dan dari harga juga sangat kompetitif antara tiga negara itu," ungkap Purba dalam konferensi pers di Kantor KCI.

Salah satu aspek yang menjadi pertimbangan penting adalah kapasitas pendinginan udara (AC) pada KRL tersebut. CRRC Cifang Qingdao telah menyesuaikan kapasitas AC dengan standar yang dibutuhkan untuk kondisi iklim di Indonesia.

Selain impor KRL dari China, KCI juga tengah merencanakan pembelian 16 set kereta baru dan 19 set kereta retrovit dari PT INKA (Persero). Total dana yang diperlukan untuk proyek ini diperkirakan mencapai sekitar Rp9 triliun.

KCI juga sedang meninjau kemungkinan impor delapan KRL baru yang sumber dananya diperkirakan berasal dari pinjaman, pinjaman dari pemegang saham, dan PMN (penyertaan modal negara).

Diharapkan kedatangan KRL impor dari China akan memberikan kontribusi positif bagi pengembangan layanan kereta komuter di Indonesia. Meskipun demikian, KCI juga memastikan bahwa mereka tetap mempertimbangkan berbagai opsi yang tersedia untuk memastikan pengadaan armada yang terbaik untuk kepentingan masyarakat pengguna jasa transportasi kereta di Indonesia.