Whoosh Mencatat Sejarah: Angka Penumpang Tertinggi dalam Sejarah Operasional!

Kesuksesan Whoosh: Rekor 11 Ribu Penumpang dalam Sehari Terjadi Berkat Kombinasi Tarif Promo yang Menarik dan Kualitas Layanan yang Unggul

Whoosh Mencatat Sejarah: Angka Penumpang Tertinggi dalam Sejarah Operasional!
Antusiasme publik terhadap Whoosh Kereta Cepat mencetak rekor dengan tembusnya 11 ribu penumpang, menandai tingginya minat masyarakat terhadap layanan tersebut.

Cydem.co.id' Jakarta - Dalam perkembangan terkini pada Senin petang, 23 Oktober 2023, antusiasme tinggi masyarakat terhadap kereta cepat baru, Whoosh, menghasilkan lonjakan penumpang mencapai 11,329 orang dalam sehari. Menurut Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana, angka ini tercapai melalui 22 perjalanan kereta api, termasuk perjalanan reguler dan tambahan. Tingginya minat ini terlihat karena tarif promo yang ditawarkan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (PT KCIC), dengan tarif mulai dari Rp 150 ribu, mencakup kereta api feeder untuk berbagai rute. Aditya menjelaskan bahwa antusiasme ini tidak hanya terkait dengan tarif promo, tetapi juga dengan keinginan masyarakat Indonesia untuk merasakan teknologi kereta api kecepatan tinggi yang baru.

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan rencananya untuk mengubah industri asuransi di Indonesia. Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, mengatakan bahwa OJK sedang merencanakan klasifikasi ulang perusahaan asuransi berdasarkan permodalan yang dimiliki. Dengan peraturan baru ini, perusahaan asuransi akan dikelompokkan berdasarkan ekuitas, membentuk dua kelompok: Kelompok Perusaahan Perasuransian Berdasarkan Ekuitas (KPPE) 1 dan KPPE 2. Rencana ini akan diumumkan setelah proses harmonisasi dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) selesai.

Namun, dalam konteks politik, calon presiden Anies Baswedan menghadapi tantangan besar. Salah satu programnya adalah menurunkan rasio utang menjadi kurang dari 30 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB) pada tahun 2029. Namun, ekonom Bhima Yudhistira menunjukkan bahwa hal ini memerlukan penghematan besar, termasuk penundaan sejumlah mega proyek era Presiden Joko Widodo. Bhima menekankan bahwa untuk mencapai target ini, langkah-langkah ekstra diperlukan, terutama dalam hal penghematan belanja negara, termasuk belanja operasional dan belanja infrastruktur.

Perubahan besar ini di industri transportasi dan keuangan mencerminkan dinamika yang terus berkembang dalam perekonomian Indonesia. Masyarakat dan pelaku bisnis diharapkan untuk mengikuti perkembangan ini dengan cermat, karena dampaknya akan terasa dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.