Profil Ismail Haniyeh: Kisah Pemimpin Hamas yang Rumahnya Diserang Israel
Posisi Haniyeh sebagai tokoh kunci Hamas terus menarik perhatian internasional
Cydem.co.id' Jakarta - Rumah Ismail Haniyeh, pemimpin politik kelompok milisi Hamas Palestina, menjadi sasaran serangan jet tempur Israel pada Rabu (15/11) malam. Serangan tersebut diakui oleh Israel dengan alasan bahwa rumah Haniyeh diduga menjadi titik pertemuan pimpinan Hamas.
Ismail Haniyeh tidak lagi tinggal di Gaza, melainkan telah pindah ke Qatar pada tahun ini. Namun, serangan ini menyoroti posisinya sebagai salah satu tokoh kunci dalam Hamas.
Haniyeh memulai karirnya di puncak kepemimpinan Hamas setelah memenangkan pemilu pada 2006, menjadikannya Perdana Menteri Palestina hingga 2014. Kemenangan tersebut secara mengejutkan membawa Hamas mengalahkan Fatah.
Meskipun pernah menjadi perdana menteri Otoritas Nasional Palestina, Haniyeh melanjutkan perannya di Jalur Gaza setelah dipecat oleh Presiden Abbas hingga tercapainya rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah pada 2014.
Sejak menduduki jabatan Ketua Biro Politik Hamas pada 2017 menggantikan Khaled Mashal, Haniyeh telah menjadi pemimpin senior Hamas selama lebih dari dua dekade. Dia tercatat sebagai salah satu tokoh teroris global, terutama setelah langkah kontroversial Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Meskipun Haniyeh dianggap sebagai pemimpin yang mengedepankan lobi dan diplomasi, bukan tipikal pemimpin Hamas yang suka berperang, serangan terhadap rumahnya menciptakan ketidakpastian. Namun, analis politik menilai bahwa, jika Haniyeh terbunuh, kemungkinan besar akan muncul pemimpin baru yang tak kalah kuat, menandai dinamika internal Hamas yang kuat.