Kontroversi Deklarasi Cawapres: Andi Arief Bongkar Desakan Terhadap Prabowo Subianto
Andi Arief Ungkap Tekanan terhadap Prabowo: Pilihan Cawapres Belum Diketahui Akibat Desakan Eksternal
Cydem.co.id' Jakarta - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief, memunculkan kontroversi dalam politik nasional dengan mengungkapkan bahwa ada tekanan yang memaksakan kehendak terkait deklarasi calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto dan pendaftarannya ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk Pilpres 2024. Meskipun Partai Golkar telah secara resmi mengusulkan Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pasangan capres dan cawapres, Koalisi Indonesia Maju (KIM) belum mengumumkan secara resmi pasangan cawapres Prabowo.
Andi Arief mengungkapkan melalui akun media sosialnya bahwa Prabowo belum mendeklarasikan diri dan mendaftarkan diri ke KPU karena ada pihak yang memaksakan kehendaknya, sementara Prabowo memiliki pandangan lain. Meskipun demikian, Partai Demokrat tetap teguh dalam komitmennya untuk mendukung Prabowo dalam Pilpres 2024, terlepas dari siapapun yang akan dipilih sebagai cawapresnya.
Pertemuan Gibran Rakabuming Raka dengan Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan juga menciptakan spekulasi dalam arena politik. Zulkifli menyatakan dukungan resmi dengan kalimat, "Bismillah, Mas Wali," mengisyaratkan dukungannya terhadap Gibran.
Namun, saat ini, keraguan melingkupi Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang terdiri dari Partai Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PBB, Gelora, dan Garuda, mengenai siapa yang akan menjadi pendamping Prabowo Subianto di Pilpres mendatang. Sementara Partai Demokrat memutuskan untuk tetap berada di Koalisi Indonesia Maju tanpa melihat siapa yang dipilih sebagai cawapres, misteri siapa yang akan mengisi posisi tersebut terus menarik perhatian masyarakat dan pengamat politik. Keputusan resmi diharapkan segera diambil untuk mengakhiri ketidakpastian ini di panggung politik Indonesia menjelang Pemilihan Presiden tahun depan.