Keamanan Global Terancam: Kondisi Darurat di Tepi Barat Palestina Meresahkan Dunia

Konflik Palestina-Israel mencapai puncak ketegangan dengan serbuan militer Israel terhadap Rumah Sakit Ibnu Sina di Jenin, Palestina, menyebabkan satu orang tewas dan tiga orang terluka

Keamanan Global Terancam: Kondisi Darurat di Tepi Barat Palestina Meresahkan Dunia
Tak hanya serang Jalur Gaza, sekitar 50 kendaraan lapis baja Israel turut menyerbu RS Ibnu Sina di Jenin, Tepi Barat, Palestina, pada Senin (30/10) dini hari.

Cydem.co.id' Jakarta - Senin (30/10)  Konflik mematikan antara Israel dan Palestina terus mengguncang Jenin, Tepi Barat. Dalam serangan terbaru, sekitar 50 kendaraan lapis baja Israel menyerbu Rumah Sakit Ibnu Sina pada dini hari Senin. Menurut laporan Al Jazeera, serangan ini disebut "berskala besar". Rombongan kendaraan militer Israel yang terdiri dari 50 unit kendaraan lapis baja dan buldoser kelas militer memasuki Jenin, menciptakan suasana tegang yang mengancam keselamatan warga.

Wartawan Al Jazeera yang berada di lokasi melaporkan bahwa kendaraan militer Israel menuju RS Ibnu Sina, sementara bentrokan sengit terjadi di sekitar rumah sakit tersebut. Dokter yang diwawancarai oleh Al Jazeera melaporkan bahwa satu orang tewas dan sedikitnya tiga orang terluka dalam insiden ini. Pengepungan rumah sakit oleh pasukan Israel telah meningkatkan kekhawatiran akan keadaan kemanusiaan yang semakin memburuk di Tepi Barat.

Serangan ini merupakan bagian dari eskalasi bentrokan antara kelompok Hamas dan pasukan Israel di Gaza. Kelompok Hamas melaporkan adanya "pertempuran sengit" dengan militer Israel di Jalur Gaza. Pasukan Israel dilaporkan melancarkan serangkaian serangan udara di sekitar Rumah Sakit Al Quds, rumah sakit terbesar kedua di Gaza.

Menurut laporan Associated Press (AP), jumlah korban tewas akibat serangan Israel ke Gaza Palestina mencapai 8.005 orang dan melukai lebih dari 20.200 orang lainnya. Sebagian besar korban tewas di Gaza adalah anak-anak dan perempuan. Di sisi lain, di Tepi Barat Palestina, jumlah korban tewas akibat perang ini bertambah menjadi 116 orang, dengan 2.000 orang lainnya mengalami luka. Sementara itu, dari pihak Israel, jumlah korban tewas mencapai 1.400 orang, dan sekitar 5.431 orang lainnya terluka.

Keadaan semakin memburuk karena Israel telah memblokir total akses kemanusiaan ke Jalur Gaza, memperparah krisis kemanusiaan di wilayah tersebut. Ribuan warga Gaza bahkan merangsek ke gudang bahan makanan milik PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) guna merebut bahan-bahan kebutuhan pokok. UNRWA menyatakan keprihatinan mendalam terhadap situasi ini dan menyebutnya sebagai "tanda yang mengkhawatirkan, di mana tatanan sipil mulai rusak setelah tiga minggu perang dan pengepungan ketat di Gaza."

Konflik ini terus memakan korban dan mengancam kestabilan di kawasan tersebut, meninggalkan pertanyaan besar tentang masa depan perdamaian di Timur Tengah.