Inti Bumi Diduga Bocor Gas Langka Setelah Proses Big Bang!

Gas primordial ini bocor dari inti Bumi, mendukung ide bahwa Bumi terbentuk di dalam nebula surya dengan konsentrasi gas yang tinggi.

Inti Bumi Diduga Bocor Gas Langka Setelah Proses Big Bang!
Ilustrasi. Pengeluaran Helium-3 dari dalam Bumi jadi perhatian pakar.

Cydem.co.id' Jakarta - Para ilmuwan sedang menghadapi teka-teki baru dalam pencarian asal-usul Bumi setelah mendeteksi gas langka Helium-3, yang diyakini berasal dari proses Big Bang, bocor dari inti planet kita. Penemuan ini telah membuka pintu bagi pertanyaan besar tentang sejarah awal tata surya kita dan mempertanyakan apakah Bumi terbentuk di dalam nebula surya.

Helium-3, sebuah gas primordial yang terbentuk hanya beberapa saat setelah ledakan besar yang memulai terbentuknya semesta sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu, telah ditemukan keluar dari inti Bumi. Para peneliti menduga bahwa gas langka ini mungkin telah terbentuk dari nebula surya awal, mengawali penciptaan tata surya kita.

Penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan memperkuat teori bahwa Bumi terbentuk di dalam nebula surya, bukan di pinggiran atau selama fase pemudaran. "Helium-3 adalah keajaiban alam, dan menjadi kisi-kisi sejarah Bumi dengan adanya jumlah besar isotop [Helium-3] di dalam inti Bumi," kata Peter Olson, seorang geofisikawan dari University of New Mexico yang memimpin penelitian ini.

Namun, meskipun temuan ini memunculkan kegembiraan, ilmuwan masih dihadapkan pada banyak pertanyaan. Bagaimana Helium-3, yang dikenal sebagai isotop langka helium, dapat mempengaruhi evolusi Bumi? Apakah jumlah Helium-3 yang terbocor dari inti Bumi sebenarnya signifikan? Bagaimana gas ini mempengaruhi pembentukan bulan?

Para peneliti menggunakan model pelimpahan helium selama fase krusial sejarah Bumi untuk mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Mereka memperkirakan bahwa ada antara 10 teragram hingga satu pentagram Helium-3 yang terdapat di inti Bumi, menunjukkan bahwa Bumi memiliki konsentrasi gas yang tinggi di dalam nebula surya.

Namun, meskipun hasil ini mengejutkan, para ilmuwan mengakui bahwa masih ada pekerjaan yang perlu dilakukan. Asumsi-asumsi dalam pemodelan ini menyiratkan bahwa masih ada misteri yang belum terpecahkan.

Temuan ini juga membuka pintu bagi pertanyaan baru tentang proses pembentukan bulan. Para ilmuwan meyakini bahwa bulan terbentuk ketika sebuah benda raksasa seukuran Mars menabrak Bumi sekitar empat miliar tahun yang lalu. Peristiwa ini menyebabkan gas Helium-3 dilepaskan, membuka jalan bagi pembentukan bulan.

Meskipun begitu, pertanyaan-pertanyaan ini menandai tahap awal penelitian ini. Ilmuwan di seluruh dunia akan terus menyelidiki misteri Helium-3 ini, membawa manusia lebih dekat pada pemahaman yang lebih dalam tentang asal-usul kita dan tempat kita dalam alam semesta yang tak terbatas. Sebuah bab baru dalam penelitian Bumi dan tata surya telah dibuka, mengajukan pertanyaan yang tidak hanya menarik bagi ilmuwan, tetapi juga bagi kita semua yang ingin memahami rahasia di balik penciptaan semesta ini.