Eskalasi Konflik Palestina-Israel: PM Palestina Mengundurkan Diri di Tengah Serangan Brutal Israel ke Gaza

Pengunduran diri Shtayyeh memicu spekulasi politik yang luas

Eskalasi Konflik Palestina-Israel: PM Palestina Mengundurkan Diri di Tengah Serangan Brutal Israel ke Gaza
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh dilaporkan mengundurkan diri dari jabatannya pada Senin (26/2).

Cydem.co.id' Jakarta - Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, membuat gebrakan tak terduga dengan mengundurkan diri dari jabatannya pada hari ini, Senin (26/2). Langkah dramatis ini terjadi di tengah eskalasi konflik yang semakin memuncak antara Palestina dan Israel, khususnya dalam serangan brutal terhadap Gaza.

Menurut laporan dari Reuters, Shtayyeh menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Presiden Mahmoud Abbas dalam rapat kabinet di Ramallah. Meskipun begitu, alasan pasti dari keputusan mendadak ini masih belum jelas.

Konflik Palestina-Israel telah memasuki babak baru ketika Israel membalas serangan dan penyanderaan yang dilakukan oleh Hamas di perbatasan mereka pada tanggal 7 Oktober. Serangan ini memicu gelombang kekerasan yang telah merenggut lebih dari 29.600 nyawa warga Gaza sejak saat itu, dengan sebagian besar korban adalah anak-anak dan perempuan yang tak berdosa.

Tak berhenti di situ, Israel kini bahkan berencana untuk melancarkan invasi darat baru yang akan difokuskan di wilayah Rafah di selatan Gaza. Langkah ini menjadi bagian dari upaya mereka untuk mengamankan daerah tersebut dengan mengevakuasi warga secara paksa atas alasan keamanan.

Shtayyeh sendiri telah menjadi wajah utama pemerintahan Palestina sejak 2019 dan keputusannya untuk mengundurkan diri menandai situasi politik yang semakin rumit di wilayah tersebut.

Sementara itu, komunitas internasional terus berupaya untuk meredakan ketegangan dan mencari solusi damai untuk mengakhiri pertumpahan darah yang tak kunjung berkesudahan di Timur Tengah.

Dalam konteks ini, pengunduran diri Shtayyeh menambah dinamika baru dalam konflik yang terus berlangsung dan meningkatkan kebutuhan akan dialog antara kedua belah pihak untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan.

Seiring berlanjutnya situasi, dunia menanti perkembangan lebih lanjut untuk melihat bagaimana keputusan ini akan mempengaruhi dinamika politik dan keamanan di kawasan yang terus dilanda konflik ini.