Kasus Pembunuhan Mirna: Kejanggalan dalam Serial Dokumenter Netflix 'Ice Cold' Mengundang Kontroversi
Banyak yang ikut kembali menganalisa kasus tersebut dan bahkan menyebut Jessica sebenarnya tidak bersalah.
Jakarta' Cydem.co.id - Serial dokumenter terbaru di Netflix, "Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso," membuka kembali luka lama dari kasus kontroversial kematian Wayan Mirna Salihin. Pada tahun 2016, kasus ini mengguncang Indonesia dan sekarang, setelah beberapa tahun, kembali menjadi perhatian publik berkat perilisan serial dokumenter ini di platform streaming terkenal.
Serial dokumenter ini membawa penonton ke dalam detil kasus pembunuhan Mirna yang dipenuhi kejanggalan, terutama seputar temuan sianida dalam tubuhnya. Ahli Patologi Forensik RSCM, Djaja Surya Atmaja, memberikan penjelasan menarik terkait dampak sianida pada tubuh manusia, yang memunculkan pertanyaan baru tentang penyebab kematian Mirna.
Dokumenter ini memunculkan pertanyaan tentang hasil otopsi Mirna yang menunjukkan ketiadaan sianida dalam lambungnya hanya 70 menit setelah kematiannya. Fakta ini, seiring dengan dosis letal sianida yang sangat tinggi, menimbulkan dugaan bahwa kemungkinan Mirna meninggal bukan akibat sianida.
Sang ayah, Edi Darmawan Salihin, juga berbicara tentang pertemuan dengan Jessica Wongso di kafe. Jessica, seorang terdakwa dalam kasus ini, diduga berbohong kepada Edi tentang minumannya, menciptakan lapisan baru misteri di seputar kasus ini.
Namun, tidak hanya kasus ini yang menjadi sorotan. Wawancara dengan Jessica Wongso, yang terjadi di Lapas pada Januari 2022, memicu kontroversi karena melanggar protokol kesehatan terkait kunjungan di tengah pandemi Covid-19. Kepala Divisi Permasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, Rika Aprianti, menegaskan bahwa wawancara tersebut melanggar aturan.
Serial dokumenter "Ice Cold" membawa penonton ke dalam ranah yang kompleks dan memicu diskusi sengit di masyarakat. Sementara kejanggalan dalam kasus ini terus membingungkan, dokumenter ini mendorong penonton untuk mempertanyakan kembali apa yang mereka ketahui dan memahami bahwa kebenaran mungkin tidak selalu sejelas yang terlihat di permukaan.