Kasus Mirna Salihin dan Pengungkapan Baru: Analisis Film Dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso

Terungkap Isi Pesan Tertulis dari Jessica Wongso untuk Seorang Jurnalis

Kasus Mirna Salihin dan Pengungkapan Baru: Analisis Film Dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso
Jessica Wongso, terdakwa kasus kematian Mirna Salihin. Film tentang kasus tersebut ditayangkan di Netflix berjudul Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso.

Jakarta' Cydem.co.id - Kasus tragis yang mengguncang Indonesia pada tahun 2016, yaitu kematian Wayan Mirna Salihin akibat kopi beracun, kembali mencuri perhatian publik dengan dirilisnya film dokumenter Netflix berjudul "Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso" pada 28 September 2023. Dokumenter ini membawa perspektif baru dan fakta-fakta sebelumnya tidak terungkap, memunculkan pertanyaan tentang keadilan dalam sistem hukum Indonesia.

Film ini menggambarkan momen unik ketika Jessica Wongso memberikan selembar kertas pada seorang wartawan, Fristian Grie, yang menghadiri persidangan. Momen ini, yang sebelumnya kurang diperhatikan, terungkap dalam sebuah podcast pada 24 Juni 2020. Fristian, yang terlibat dalam liputan sidang, menceritakan bagaimana Jessica tiba-tiba memberikan pesan tertulis yang menciptakan kesempatan bagi mereka untuk berbicara dan menciptakan momen pembukaan di antara keduanya.

Wawancara ini membawa dimensi manusiawi pada kasus ini, menunjukkan sisi Jessica yang belum pernah terlihat sebelumnya. Meskipun dia dijuluki sebagai "berdarah dingin dan cenderung psikopat," momen ini menggambarkan sisi manusiawi dan kompleks dari karakter Jessica Wongso.

Film dokumenter "Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso," yang berdurasi satu jam 26 menit, tidak hanya memberikan ulasan ulang kasus tersebut tetapi juga mengajak penonton untuk merenungkan kembali kasus ini dengan cara yang lebih mendalam dan objektif. Film ini membangkitkan diskusi di media sosial, memicu pertanyaan baru tentang bukti-bukti dan penanganan kasus ini oleh sistem hukum.

Diskusi mengenai kasus ini terus berkembang, terutama seputar bukti-bukti yang diperlukan untuk membuktikan kesalahan Jessica Wongso. Meskipun gelas asli yang mengandung kopi beracun tidak ditemukan dalam barang bukti, pendapat pembuat film dan pengacara Jessica tetap bertentangan mengenai keabsahan bukti-bukti tersebut. Diskusi ini mencerminkan kompleksitas kasus ini dan ketidakpastian di seputar kebenaran yang sebenarnya.

Film dokumenter ini tidak hanya menggali lebih dalam ke dalam kasus "Kopi Sianida" tetapi juga menghadirkan pertanyaan yang menantang tentang keadilan dan kebenaran. Dalam era informasi digital saat ini, pertanyaan tentang siapa pembunuh Mirna Salihin tetap menggantung, menciptakan misteri yang belum terselesaikan dan memicu diskusi yang intens di masyarakat.