Anak Meninggal Setelah Diduga Alami Malapraktik : Memahami Mati Batang Otak dan Implikasinya dalam Praktik Kedokteran

Bekasi, 4 Oktober 2023, Seorang anak berusia 7 tahun dengan inisial A telah meninggal dunia di Rumah Sakit Kartika Husada, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Anak Meninggal Setelah Diduga Alami Malapraktik : Memahami Mati Batang Otak dan Implikasinya dalam Praktik Kedokteran
ilustrasi mati batang otak

Cydem.co.id - Kematian ini diduga terkait dengan malapraktik medis yang terjadi selama operasi amandel yang dilakukan anak tersebut. Kabar duka ini disampaikan langsung oleh sang Ayah, Albert Francis, dalam sebuah pesan singkat kepada wartawan pada Senin malam.

Menurut laporan pada hari Rabu, 3 Oktober 2023, Albert Francis menyatakan, "Betul, anak saya sudah meninggal dunia," melalui pesan WhatsApp. Anaknya dilaporkan meninggal pada Senin sekitar pukul 18.45 WIB. Penyebab kematian A didiagnosis sebagai mati batang otak berdasarkan nilai Glasgow Coma Scale (GCS) setelah operasi amandel.

Apa Itu Mati Batang Otak?

Dokter Pukovisa Prawiroharjo, seorang Spesialis Saraf Konsultan Neurodegeneratif di Rumah Sakit Mandaya Royal Puri, menjelaskan bahwa mati batang otak adalah kondisi medis dengan kriteria tertentu dalam perawatan alat bantu hidup di ICU yang diakui oleh dokter di seluruh dunia sebagai kematian seseorang. Ia menjelaskan bahwa banyak faktor dapat menyebabkan pasien mengalami mati batang otak, dan pasien sudah tidak dapat ditolong lagi dari berbagai faktor tersebut, menyebabkan kematian otak atau batang otak.

Pukovisa menegaskan bahwa mati batang otak bukanlah sebuah penyakit, melainkan kondisi yang disepakati sebagai kematian seseorang. Setiap tindakan operasi memiliki risiko, salah satunya adalah kematian. Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami mati batang otak, termasuk penyakit dalam keadaan yang sangat berat dan tak tertolong.

Untuk menentukan apakah terjadi kematian batang otak, dokter menjalankan serangkaian tes. Tes ini melibatkan pemeriksaan reaksi mata terhadap cahaya, sensitivitas kornea, serta respon terhadap tekanan, suara, dan air dingin di telinga. Orang tersebut diputuskan dari ventilator selama beberapa waktu untuk melihat apakah mereka berusaha bernapas sendiri.

Meskipun terkadang anggota tubuh atau batang tubuh seseorang dapat bergerak setelah kematian batang otak didiagnosis, gerakan tersebut tidak melibatkan otak dan tidak memengaruhi diagnosis kematian otak.

Kematian tragis A telah menciptakan duka mendalam di keluarganya dan memunculkan pertanyaan tentang standar perawatan medis di rumah sakit tersebut. Pihak berwenang diharapkan segera menyelidiki kasus ini untuk memastikan bahwa kebenaran dan keadilan prevails bagi keluarga yang ditinggalkan.