ITB Bantah Keuntungan dari Pinjaman Online UKT: Kerja Sama dengan Fintech untuk Bantu Mahasiswa

Pinjaman Dana Cita hanya diberikan kepada mahasiswa yang memenuhi persyaratan ketat, dengan persetujuan wali

ITB Bantah Keuntungan dari Pinjaman Online UKT: Kerja Sama dengan Fintech untuk Bantu Mahasiswa
Wakil Rektor ITB M Abduh menyatakan kerja sama dengan apliksi pinjol akan terus dilanjutkan. Menurutnya, tak ada yang salah dengan praktik itu.

Cydem.co.id' Jakarta - Institut Teknologi Bandung (ITB) membantah klaim bahwa mereka mendapatkan keuntungan dari opsi pinjaman online (pinjol) yang ditawarkan kepada mahasiswa untuk pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT). Muhamad Abduh, Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan ITB, menegaskan bahwa kerja sama dengan Dana Cita bertujuan untuk membantu mahasiswa yang menghadapi kesulitan keuangan.

"Jangan mencoba memutarbalikkan kata-kata, Dana Cita itu kerja sama dengan ITB untuk membantu mahasiswa yang memiliki masalah keuangan. Enggak ada hubungannya dengan pemasukan untuk ITB. Pemasukan untuk ITB ya, ketika mahasiswa itu membayar," kata Abduh.

Dalam konferensi pers di Gedung ITB, Abduh menjelaskan bahwa kerja sama dengan layanan finansial berbasis teknologi (fintech) seperti Dana Cita merupakan sebuah inovasi yang membantu memenuhi kebutuhan mahasiswa. Meskipun terdapat polemik terkait opsi pembayaran UKT melalui aplikasi pinjol, Abduh menegaskan bahwa praktik ini tidak menimbulkan masalah karena ada pasar yang membutuhkannya.

"Fintech ini adalah sebuah inovasi dan kita harus menguasai juga Indonesia. Jangan sampai nanti malah fintech dari luar yang masuk ke Indonesia dan itu sangat mungkin sekali," tambahnya.

Menurut Abduh, hingga saat ini baru 10 mahasiswa ITB yang menggunakan layanan pinjaman dari Dana Cita untuk membayar UKT, dengan mayoritas dari mereka adalah mahasiswa pascasarjana. Proses peminjaman dilakukan dengan verifikasi yang ketat, termasuk persetujuan dari orang tua atau wali mahasiswa.

Abduh juga meminta maaf atas kebingungan yang mungkin timbul di masyarakat terkait opsi pembayaran UKT melalui aplikasi pinjol. Dia menegaskan bahwa informasi yang beredar belum lengkap dan meminta pemahaman dari semua pihak.

Sejumlah mahasiswa ITB telah menggelar diskusi dengan Rektor ITB, Reini Wirahadikusumah, untuk menyampaikan tuntutan mereka, termasuk penolakan terhadap kerja sama universitas dengan aplikasi pinjol untuk pembayaran UKT.

Dengan adanya klarifikasi dari pihak ITB, diharapkan polemik seputar opsi pembayaran UKT melalui fintech bisa terselesaikan dengan baik, sambil tetap mempertahankan komitmen ITB untuk membantu mahasiswa yang membutuhkan bantuan keuangan.