BSSN Resmi Tanggapi Dugaan Kebocoran Data Pemilih KPU: Sedang Lakukan Analisis dan Koordinasi Intensif

Juru Bicara BSSN, Ariandi Putra, menyatakan bahwa BSSN sedang melakukan analisis dan forensik digital untuk mengungkap akar masalah insiden siber di KPU

BSSN Resmi Tanggapi Dugaan Kebocoran Data Pemilih KPU: Sedang Lakukan Analisis dan Koordinasi Intensif
Ilustrasi. BSSN telusuri dugaan kebocoran data pemilih yang dialami KPU.

Cydem.co.id' Jakarta - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) akhirnya memberikan respons resmi terkait dugaan kebocoran data pemilih yang dialami Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pernyataan tersebut disampaikan empat hari setelah informasi tentang insiden tersebut muncul di media sosial dan pemberitaan. Dalam keterangannya, Juru Bicara BSSN, Ariandi Putra, menyatakan bahwa lembaganya sedang melakukan analisis dan forensik digital untuk mengetahui penyebab insiden siber yang terjadi di KPU.

Menurut Ariandi, BSSN telah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan KPU terkait insiden tersebut. Mereka senantiasa berkoordinasi intens dengan KPU dan siap memberikan asistensi serta rekomendasi peningkatan keamanan terhadap sistem informasi milik KPU. Ariandi juga menekankan bahwa hasil investigasi serta perkembangan tindak lanjut dari dugaan insiden kebocoran data akan disampaikan langsung oleh KPU selaku penyelenggara sistem elektronik.

Sebelumnya, insiden ini terungkap ketika akun dengan nama Jimbo di situs peretasan BreachForums mengunggah dugaan bocoran data yang didapat dari situs KPU. Akun tersebut mengklaim memiliki lebih dari 250 juta data pemilih, yang mencakup nama, Nomor Induk Kependudukan (NIK), tanggal lahir, dan alamat. Jimbo menjual bocoran data tersebut dengan harga 2 BTC atau US$74 ribu.

KPU langsung merespons dengan melakukan penelusuran dan bekerja sama dengan Kementerian/Lembaga terkait, serta meminta bantuan dari Satgas Siber. Ketua Divisi Data dan Teknologi Informasi KPU, Betty Epsilon Idroos, menyatakan bahwa BSSN juga turut bekerja dalam penelusuran ini.

Ketua Divisi Data dan Teknologi Informasi KPU, Betty Epsilon Idroos, menyatakan bahwa BSSN turut bekerja dalam penelusuran ini. "Saat ini kami meminta bantuan dari Satgas Siber. Sekarang yang bekerja BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara)," ujar Betty.

Selain itu, beberapa pihak, termasuk Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, turut melakukan penelusuran terhadap sampel data yang dibagikan oleh Jimbo. Hasilnya, sampel data tersebut sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh website cek DPT KPU, termasuk nomor Tempat Pemungutan Suara (TPS) di mana pemilih terdaftar.

Pernyataan resmi BSSN memberikan keyakinan bahwa investigasi sedang berlangsung dan memberikan harapan bahwa langkah-langkah keamanan yang diperlukan akan diambil untuk melindungi integritas data pemilih Indonesia.