Taktik Gila Hamas Menghadapi Agresi Israel di Gaza: Drone Peledak, Operasi di Gaza Utara, dan Perang Strategis dari Terowongan
Strategi canggih Hamas, dari penggunaan drone hingga serangan terkoordinasi, terus menghadirkan tantangan bagi pasukan Israel
Cydem.co.id' Jakarta - Kelompok perlawanan Hamas di Gaza telah memperlihatkan taktik canggih dan penuh keberanian dalam menghadapi agresi berkepanjangan Israel, yang telah melibatkan perang selama dua bulan. Dengan memanfaatkan senjata baru, termasuk drone peledak dan amunisi anti-tank, serta melancarkan operasi di Gaza utara, kelompok ini terus menunjukkan kekuatan dan ketangguhan mereka di medan pertempuran.
Pertempuran di Jalur Gaza, yang awalnya hanya terpusat di utara, kini merambah hingga ke selatan, yang sebelumnya dianggap sebagai zona relatif aman. Dalam usaha melawan gencatan senjata yang telah berakhir, pejuang milisi Hamas terus mengembangkan taktik canggih untuk melawan pasukan Israel.
-
Pemanfaatan Drone Peledak dan Amunisi Anti-tank: Dalam perubahan taktik yang mencolok, Hamas menggunakan drone peledak dan amunisi anti-tank untuk meningkatkan daya serang mereka. Jenis senjata ini, seperti eksplosif penetrator (EFP), mampu menembus lapisan baja dengan kecepatan hipersonik, sulit untuk dicegat oleh pertahanan Trophy Israel.
-
Operasi di Gaza Utara sebagai Taktik Defensif: Hamas diyakini sengaja melancarkan operasi di Gaza utara untuk menunda perang di wilayah selatan. Strategi ini memperlambat kemajuan pasukan Israel dan memberikan waktu bagi Hamas untuk memindahkan pemimpin dan persenjataan mereka ke zona selatan, yang dianggap lebih vital bagi kelompok tersebut.
-
Perpanjangan Masa Perang untuk Memburukkannya bagi Israel: Terdapat indikasi bahwa Hamas dengan sengaja memperpanjang durasi perang untuk merugikan citra Israel. Strategi ini memanfaatkan fakta bahwa semakin lama perang berlangsung, semakin banyak korban sipil yang jatuh, yang pada gilirannya dapat merugikan reputasi Israel di mata dunia.
-
Serangan Strategis dari Terowongan: Hamas merekam barak militer Israel untuk menyiapkan serangan balasan, dengan hasil penyerangan berhasil meledakkan bom ketika sekitar 60 pasukan Israel berada di dalam terowongan. Strategi ini menunjukkan tingkat kecerdikan dan persiapan matang Hamas dalam menentang pasukan Israel.
Pakar keamanan dan analis militer dari Institute for the Study of War (ISW) mencatat bahwa kelompok ini semakin mengasah strategi mereka, menggunakan taktik pembersihan atau "clearing operations" yang lebih sering dan efektif.
Analisis dan Dampak: Taktik-taktik ini menunjukkan bahwa kekuatan militan Hamas bukanlah lawan yang bisa diabaikan. Strategi penguasaan wilayah, pemanfaatan teknologi canggih, dan operasi defensif di Gaza utara memberikan gambaran komprehensif tentang keuletan dan adaptabilitas kelompok ini dalam menghadapi situasi konflik yang terus berlanjut. Meskipun Israel memiliki keunggulan militer, Hamas terus menunjukkan bahwa mereka mampu memberikan perlawanan yang tangguh dan merugikan bagi musuh mereka.