Siksa Neraka: Film Horor Indonesia Terlaris, Tapi Dilarang Tayang di Malaysia dan Brunei

Film Siksa Neraka meraih kesuksesan besar di Indonesia dengan lebih dari 2.354.700 penonton dalam 25 hari

Siksa Neraka: Film Horor Indonesia Terlaris, Tapi Dilarang Tayang di Malaysia dan Brunei
Distributor film umumkan Siksa Neraka, film garapan sutradara Anggy Umbara, dilarang tayang (banned) di Malaysia dan Brunei Darussalam.

Cydem.co.id' Jakarta - Film horor thriller Indonesia yang sukses besar, "Siksa Neraka," mengalami kendala setelah diumumkan bahwa film tersebut tidak akan ditayangkan di Malaysia dan Brunei Darussalam. Keputusan ini diumumkan oleh Antenna Entertainments, distributor film Indonesia, India, dan Tamil, melalui unggahan di media sosial pada Selasa (9/1), dengan label "banned" menempel di poster film.

"Siksa Neraka," karya sutradara Anggy Umbara, telah mencapai tingkat kepopuleran yang luar biasa di Indonesia. Sejak dirilis pada 14 Desember, film ini berhasil menjadi salah satu film terlaris pada tahun 2023, mengumpulkan lebih dari 2.354.700 penonton dalam waktu 25 hari penayangan.

Film ini menceritakan kisah empat kakak beradik, Saleh (Rizky Fachrel), Fajar (Kiesha Alvaro), Tyas (Ratu Sofya), dan Azizah (Nayla Purnama), yang tumbuh dalam lingkungan keluarga agamis dan terbiasa dengan kisah surga dan neraka sejak kecil. Namun, tragedi menimpa saat mereka mengalami kecelakaan fatal di desa seberang, dan Saleh terbangun di alam lain yang mirip dengan konsep neraka yang selalu dikisahkan oleh bapak mereka.

Antenna Entertainments, yang juga merupakan distributor film di Malaysia, membuat penggemar di Malaysia dan Brunei kecewa dengan pengumuman larangan tayang ini. Meskipun banyak pertanyaan muncul di media sosial mengenai alasan di balik larangan tersebut, belum ada keterangan resmi yang menjelaskan alasan pemblokiran penayangan film ini di dua negara tersebut.

Di Indonesia, "Siksa Neraka" diberi label usia Dewasa 17+ dan merupakan hasil adaptasi dari komik legendaris karya MB Rahimsyah yang bertajuk serupa. Film ini membawa penonton pada perjalanan misterius dan mencekam di dunia lain, menciptakan gelombang ketertarikan di kalangan penggemar film horor.

Meskipun menghadapi larangan di dua negara tersebut, keberhasilan "Siksa Neraka" di Indonesia tetap menjadi prestasi yang patut diapresiasi. Penggemar film di Malaysia dan Brunei mungkin harus menunggu pengumuman lebih lanjut untuk mengetahui apakah larangan ini bersifat permanen atau dapat diubah di masa mendatang.