Jusuf Kalla Ingatkan Jokowi Menjaga Netralitas dalam Pemilu 2024: Sumpah Al-Quran sebagai Pengingat
Netralitas dalam pemilu menjadi landasan moral dan hukum bagi pemimpin negara, kata JK
Cydem.co.id' Jakarta - Jusuf Kalla (JK), secara tegas mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjaga netralitasnya dalam kontestasi Pemilu 2024. JK menekankan bahwa netralitas seorang presiden bukan hanya kewajiban hukum, tetapi juga bagian dari sumpah jabatan yang diucapkan dengan menggunakan kitab suci Al-Quran.
"Saya selalu mengingatkan bahwa netralitas itu merupakan bagian dari keadilan dan sumpah seorang presiden," ungkap JK di kediamannya di Jalan Brawijaya VI, Jakarta, pada Rabu (10/1).
"Sumpah seorang presiden dimulai dengan pengucapan, 'Demi Allah, saya akan melaksanakan tugas-tugas sebagai presiden sebaik-baiknya dan seadil-adilnya,'" tambahnya.
JK memperingatkan bahwa melanggar netralitas oleh Jokowi dalam pemilu dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap dua sumpah sekaligus, yakni sumpah yang diatur dalam Undang-undang dan sumpah Al-Quran.
"Seorang pejabat, bukan hanya presiden, jika tidak adil, itu berarti melanggar dua sumpah, kepada Allah dan kepada Undang-undang," jelas JK.
Peringatan ini juga ditujukan kepada pejabat lainnya, sebagai teguran bahwa pelanggaran terhadap netralitas tidak hanya melibatkan aspek hukum, tetapi juga nilai-nilai agama.
Lebih lanjut, JK mengajak anggota TNI-Polri untuk menjaga netralitas mereka dalam kontestasi politik tahun ini. Ia menegaskan bahwa Presiden Jokowi sudah beberapa kali menginstruksikan agar mereka tetap netral.
"Jadi, jika tidak netral, itu berarti aparat tidak mematuhi perintah presiden," tandasnya.
Sebelumnya, Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, menegaskan bahwa Jokowi tetap fokus bekerja sebagai presiden menjelang Pemilu 2024. Hal tersebut sebagai tanggapan terhadap klaim TKN Prabowo-Gibran yang menyatakan bahwa Jokowi mendukung pasangan nomor 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.