Jalur Gaza: Dari Dinamika Kepemilikan hingga Penderitaan Warga, Sorotan Konferensi Kemanusiaan di Paris
Sejarah konflik Gaza mencakup pendudukan oleh Israel pada 1967 dan penarikan mundur pemukiman Yahudi pada 2005
Cydem.co.id' Jakarta - Jalur Gaza, wilayah yang terus dipertaruhkan antara Israel dan Palestina, menjadi pusat perhatian dalam Konferensi Kemanusiaan Internasional di Paris. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menggambarkan situasi di Gaza sebagai "mimpi buruk kemanusiaan yang tidak pernah berakhir bagi warga sipil." Dalam konteks yang kompleks ini, mari kita eksplorasi dinamika kepemilikan, pengaruh Israel dan Palestina, serta penderitaan warga di Jalur Gaza.*
Jalur Gaza: Sebuah Gambaran Umum
Gaza, kota terbesar di Palestina, terletak di antara Israel di sebelah timur, semenanjung Sinai Mesir di sebelah selatan, dan dua laut di sebelah barat. Populasi Gaza mencapai lebih dari 700.000 orang, sementara total populasi di Jalur Gaza mencapai 2,3 juta.
Sejarah Konflik dan Kepemilikan
Mayoritas penduduk Gaza adalah pengungsi dan keturunannya, melarikan diri selama perang pembentukan Israel pada 1948. Meskipun Israel pertama kali menduduki Gaza pada 1967 dan menarik mundur pemukiman Yahudi pada 2005, konflik berkepanjangan menciptakan ketidakstabilan yang tak terelakkan.
Kuasa Hamas dan Otoritas Palestina
Hasil pemilu legislatif pada 2006 memecah pemerintahan Palestina, dengan Gaza dikuasai oleh Hamas dan Tepi Barat oleh Otoritas Palestina yang didominasi oleh Fatah. Meskipun kontrol politik beralih, Israel terus memegang kendali dalam kehidupan sehari-hari Gaza, termasuk kebutuhan pokok seperti air dan listrik.
Penderitaan dan Kontroversi
Antonio Guterres menyoroti kondisi sulit warga Gaza yang terus mengalami ketidakpastian dan konflik bersenjata. Keberlanjutan penderitaan ini menciptakan tantangan kemanusiaan serius, dengan kebutuhan dasar seperti makanan, air, obat-obatan, dan listrik sulit dipenuhi.
Kesimpulan dan Harapan di Konferensi Kemanusiaan
Konferensi Kemanusiaan Internasional untuk Populasi Sipil di Gaza bertujuan membahas tantangan kritis ini. Dengan dukungan dunia internasional, harapannya adalah menemukan solusi yang dapat membawa kesejahteraan bagi warga Gaza yang terjebak di tengah perseteruan yang tak kunjung usai.