Pemimpin Tertinggi Iran Desak Negara Muslim Boikot Israel dalam Konflik Palestina

Ayatollah Ali Khamenei memimpin seruan keras untuk negara-negara Muslim menghentikan ekspor ke Israel dan menghentikan pengeboman di Gaza, menekankan bahwa Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris menentang Palestina yang tertindas

Pemimpin Tertinggi Iran Desak Negara Muslim Boikot Israel dalam Konflik Palestina
Iran desak negara-negara Muslim boikot Israel.

Cydem.co.id' Jakarta - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengeluarkan seruan tegas kepada negara-negara Muslim di seluruh dunia untuk menghentikan ekspor minyak dan makanan ke Israel, sambil mendesak agar pengeboman di Gaza segera dihentikan. Pernyataan ini datang sebagai bagian dari respons keras Iran terhadap eskalasi konflik terbaru di Palestina.

Khamenei menegaskan bahwa dukungan terhadap Palestina adalah suatu kewajiban bagi dunia Muslim dan menyerukan agar negara-negara Islam mengambil tindakan konkret untuk memboikot Israel. Ia juga mengecam negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris, sebagai pihak yang mendukung penindasan terhadap rakyat Palestina.

Sementara itu, para ulama Iran telah mengancam bahwa jika Israel tidak menghentikan agresinya terhadap Palestina, proksi yang didukung oleh Iran di Timur Tengah akan segera bertindak. Pernyataan ini menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih besar di kawasan tersebut.

Pemerintah Iran juga mengakui bahwa mereka memberikan dukungan moral dan finansial kepada kelompok-kelompok yang berjuang di Jalur Gaza. Namun, Iran mengecam Barat karena menuduh pejuang Palestina sebagai teroris, sambil menggambarkan tuduhan tersebut sebagai tindakan yang "tidak tahu malu."

Sementara itu, serangan militer Israel yang terus berlanjut di Gaza menyebabkan kematian 50 orang di Kamp Jabalia, salah satu kamp pengungsi terbesar di Gaza. Selain itu, blokade Israel di Gaza juga berdampak serius pada infrastruktur kesehatan, dengan dua rumah sakit utama, Rumah Sakit Al Shifa dan Rumah Sakit Indonesia, hampir kolaps karena kekurangan bahan bakar untuk generator listrik mereka.

Seruan boikot ekonomi ini menandai ketegangan yang terus meningkat dalam respons regional terhadap konflik di Palestina, dengan Iran memainkan peran utama dalam mendukung perjuangan Palestina melawan penindasan Israel. Penolakan keras terhadap tindakan agresif Israel menciptakan dinamika baru di kawasan Timur Tengah, dengan potensi dampak besar pada geopolitik global.