Bahlil Diminta Tenang & Fokus Kerja Daripada Urus Kampus Kritik Jokowi

Universitas terkemuka mengkritik kondisi demokrasi di era Jokowi

Bahlil Diminta Tenang & Fokus Kerja Daripada Urus Kampus Kritik Jokowi
Bahlil Lahadalia diminta fokus bekerja sebagai Menteri Investasi. Dinilai tak perlu ikut komentari kritik dari guru besar kepada Jokowi.

Cydem.co.id' Jakarta - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD memberikan saran kepada Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, untuk lebih memusatkan perhatian pada tugas-tugasnya yang berkaitan dengan penanaman modal. Hal ini disampaikan oleh Wakil Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Firman Jaya Daelie, yang menekankan bahwa Bahlil tidak perlu terlibat dalam merespons kritik yang dilontarkan oleh civitas academica perguruan tinggi terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Firman menegaskan bahwa Bahlil sebaiknya memusatkan energi dan perhatiannya pada tanggung jawabnya terkait penanaman modal, sementara lembaga-lembaga seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) sudah ada untuk menangani isu-isu pemilu. Meskipun Bahlil meyakini adanya pihak yang memfasilitasi gerakan kritik dari civitas academica, Firman menyarankan agar Bahlil tidak perlu khawatir dan tetap percaya pada proses penanganan pemilu yang sesuai dengan mekanisme yang ada.

Sementara itu, sejumlah perguruan tinggi ternama seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Institut Teknologi Bandung (ITB), bersama dengan beberapa universitas lainnya, telah mengeluarkan kritik terhadap kondisi demokrasi di era pemerintahan Jokowi. Kritik tersebut mengangkat berbagai isu, mulai dari penyimpangan dalam pemerintahan hingga kekhawatiran akan kehilangan kemudi negara. Meskipun begitu, Firman menekankan bahwa para guru besar dan dosen yang menyuarakan kritik tersebut memiliki kredibilitas dan integritas yang tinggi.

Firman juga mengimbau agar aparat dan pejabat negara, termasuk Bahlil, tidak mengeluarkan pernyataan yang bersifat intimidatif atau merendahkan martabat para intelektual, akademisi, dan institusi perguruan tinggi. Gelombang kritik dari civitas academica terus berlanjut, dengan harapan agar demokrasi di Indonesia dapat pulih dan memperbaiki arahnya.

Dengan adanya pernyataan ini, diharapkan Bahlil dapat fokus pada tanggung jawabnya dalam memajukan sektor penanaman modal, sementara isu-isu politik dan demokrasi dapat dijaga oleh lembaga-lembaga yang telah ditetapkan untuk itu.