Viral Surat Lama Osama bin Laden untuk AS, Israel Dibawa-bawa dalam Konteks Konflik Gaza
Surat lama Osama bin Laden yang membenarkan serangan 9/11 menjadi viral di TikTok
Cydem.co.id' Jakarta - Surat yang ditulis oleh mendiang pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden, sekitar 20 tahun lalu, telah menjadi viral di platform TikTok baru-baru ini. Isi surat yang ditujukan untuk Amerika Serikat (AS) ini kini dihubungkan dengan konflik terkini antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza. Artikel ini mengulas kontroversi di sekitar penyebaran surat lama tersebut dan dampaknya dalam konteks perang di Timur Tengah.
Mendiang Osama bin Laden, yang dianggap sebagai otak di balik serangan teroris pada 11 September 2001 di AS, menulis surat berjudul 'Letter to the America' yang memuat pembenaran atas serangan tersebut. Surat itu menjadi viral di TikTok setelah seorang pengguna menemukan terjemahannya yang dipublikasikan oleh media Inggris The Guardian sekitar 21 tahun lalu.
Isi surat memuat alasan pembenaran Osama untuk pembunuhan warga sipil, merujuk pada laporan serangkaian tindak kekerasan yang disponsori oleh pemerintah AS dan pemerintah lainnya terhadap umat Muslim di berbagai wilayah, termasuk Palestina, Somalia, Chechnya, Kashmir, dan Lebanon. Surat tersebut juga menyoroti sanksi ekonomi yang, menurut Osama, menyebabkan kelaparan warga Muslim di Irak.
Surat lama ini kini menjadi pusat perdebatan di kalangan generasi muda di TikTok, dengan sejumlah pengguna yang mengaitkannya dengan konflik Israel-Hamas. Artikel ini menyajikan konteks seputar viralnya surat tersebut, tanggapan media, dan perdebatan di media sosial, menyoroti sejumlah pandangan yang muncul di antara pengguna TikTok.
Penekanan diberikan pada dampak penyebaran surat lama Osama dalam konteks konflik Gaza saat ini, dan bagaimana hal ini menciptakan gelombang perdebatan dan kontroversi di kalangan pengguna media sosial. Artikel ini juga merinci respons dari The Guardian yang menghapus terjemahan surat, serta tindakan TikTok dalam menanggapi penyebaran konten terkait surat Osama.