Prabowo-Gibran Menangkan Quick Count di Jakarta, Anies Tumbang di Basis Massa Sendiri

Prabowo-Gibran unggul di Jakarta dengan 42,23% suara menurut PRC

Prabowo-Gibran Menangkan Quick Count di Jakarta, Anies Tumbang di Basis Massa Sendiri
Calon presiden Anies Baswedan kalah di DKI Jakarta, padahal Anies adalah mantan Gubernur DKI Jakarta.

Cydem.co.id' Jakarta - Pada Kamis, 15 Februari, hasil quick count dari berbagai lembaga survei telah mengungkapkan peta politik yang menarik pasca-Pemilihan Presiden 2024. Di antara temuan menonjol adalah kekalahan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di DKI Jakarta, basis massa yang diprediksi kuat bagi mereka.

Menurut quick count Politika Research and Consulting (PRC) per pukul 17.30 WIB, pasangan Anies-Cak Imin nomor urut 1 hanya memperoleh 41,28 persen suara, sedangkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dengan 42,23 persen suara. Meskipun Anies-Cak Imin mempertahankan sejumlah provinsi yang menjadi basis suara mereka seperti di Aceh dan Sumatera Barat, keunggulan Prabowo-Gibran dalam quick count ini tampak signifikan.

Hasil hitung cepat dari lembaga lain, seperti Charta Politika Indonesia dan Poltracking Indonesia, juga memperkuat kemenangan Prabowo-Gibran di Jakarta. Charta Politika mencatat Anies-Cak Imin hanya unggul tipis dengan 41,88 persen suara dibandingkan dengan Prabowo-Gibran yang meraih 41,62 persen suara. Poltracking Indonesia juga mencatat kekalahan Anies-Cak Imin dengan perolehan 40,85 persen suara, sementara Prabowo-Gibran memperoleh 41,07 persen suara.

Lebih lanjut, lembaga survei ternama seperti Litbang Kompas juga memastikan kemenangan Prabowo-Gibran dalam quick count ini. Dengan perolehan suara mencapai 58,51 persen, pasangan ini unggul jauh dari Anies-Cak Imin yang hanya mengumpulkan 25,22 persen suara. Ganjar Pranowo-Mahfud MD berada di posisi buncit dengan perolehan 16,27 persen suara.

Hasil quick count yang menunjukkan kekalahan Anies-Cak Imin di Jakarta menjadi sorotan utama dalam dinamika politik pasca-Pilpres 2024. Meskipun demikian, pengamat politik menilai bahwa hasil akhir yang resmi masih harus menunggu penghitungan suara yang lebih akurat dan hasil dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).