Prabowo Dinilai Tetap 'di Atas Angin' Meski Alami Blunder Politik

Meski blunder, elektabilitas Prabowo-Gibran tetap tinggi berdasarkan hasil survei, menurut Adi Prayitno

Prabowo Dinilai Tetap 'di Atas Angin' Meski Alami Blunder Politik
Prabowo-Gibran dinilai selalu berada di atas angin. Menurut pengamat, blunder mereka tak pernah pengaruhi elektabilitas.

Cydem.co.id' Jakarta - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menyatakan bahwa Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka selalu dinilai "di atas angin," meskipun melakukan blunder politik. Menurut Adi, blunder apapun yang dilakukan oleh pasangan calon presiden dan calon wakil presiden tersebut tidak pernah menurunkan elektabilitas mereka.

Pernyataan ini terutama merujuk pada kontroversi seputar pernyataan Prabowo tentang 'etik ndasmu' dan pernyataan Gibran yang menyebut bahwa ibu hamil butuh 'asam sulfat'. Meskipun kontroversial, elektabilitas pasangan tersebut tetap tinggi dalam survei-survei.

Adi menilai bahwa pernyataan 'etik ndasmu' yang disampaikan oleh Prabowo, meskipun belum terukur dampaknya dalam survei, telah menjadi pembicaraan luas di publik. Ia menganggap pernyataan tersebut sebagai candaan yang bernada ledekan dan melihat gestur Prabowo sebagai menganggap seakan-akan etika tidak penting. Adi menyebut pernyataan ini sebagai blunder politik pertama Prabowo.

Di sisi lain, Adi menduga bahwa video pidato Prabowo mengenai 'etik ndasmu' sengaja dirilis ke publik oleh pendukung Prabowo yang ingin menyerang balik Anies Baswedan. Pernyataan tersebut awalnya disampaikan dalam forum internal Partai Gerindra. Adi juga menyatakan kecurigaannya bahwa penyebar video tersebut mungkin akan ditegur atau disanksi karena menyebabkan Prabowo menjadi sasaran bully di publik.

Sebelumnya, beredar video pidato Prabowo yang diduga merespons pertanyaan Anies Baswedan dalam debat capres 2024. Prabowo memparodikan pertanyaan tersebut dengan pernyataan 'etik ndasmu'. Prabowo kemudian menjelaskan bahwa pernyataannya tersebut disampaikan dalam forum internal partai dan bahwa banyak orang cenderung membesar-besarkan hal tersebut.