Pemimpin Tertinggi Iran Ajak Negara Muslim Boikot Israel, Kondisi Gaza Memanas
Militer Israel menyerang Kamp Jabalia, menyebabkan 50 kematian, dan blokade Gaza membuat rumah sakit utama mendekati kolaps karena stok bahan bakar yang menipis
Cydem.co.id' Jakarta - Tegangan di Timur Tengah semakin memuncak setelah Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengeluarkan seruan kuat kepada negara-negara Muslim untuk menghentikan ekspor minyak dan makanan ke Israel, sambil menuntut penghentian pengeboman di Gaza. Dalam pidato kerasnya, Khamenei memperingatkan bahwa Israel harus menghentikan agresinya terhadap warga Palestina di Gaza. Para ulama Iran sebelumnya telah mengingatkan bahwa tidak ada jalan lain selain eskalasi jika Israel tidak mengakhiri kekerasan tersebut. Iran juga menandakan bahwa kelompok proksi yang didukung oleh mereka di Timur Tengah bersiap untuk bertindak sebagai respons atas agresi tersebut.
"Dunia Islam tidak boleh melupakan kenyataan bahwa dalam isu krusial di Gaza, negara-negara yang berpihak pada bangsa Palestina yang tertindas adalah Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris," tegas Khamenei, menyoroti peran negara-negara Barat yang mendukung Israel.
Iran telah mengakui memberikan dukungan moral dan finansial kepada kelompok-kelompok yang menguasai Jalur Gaza, sambil mengecam keras tuduhan Barat yang menilai pejuang Palestina sebagai teroris. Serangan militer terbaru Israel di Gaza, terutama serangan ke Kamp Jabalia, telah menewaskan 50 orang pada Selasa (31/11), menambah daftar korban yang sudah terlalu panjang. Selain serangan langsung, blokade Israel juga telah membawa Gaza pada ambang keruntuhan, terutama di sektor kesehatan. Dua rumah sakit utama, Rumah Sakit Al Shifa dan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, hampir kolaps karena stok bahan bakar untuk generator listrik semakin menipis. Keputusan Khamenei menambah kompleksitas situasi, memunculkan kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut di kawasan tersebut.