Netanyahu Kukuh Lanjutkan Agresi di Gaza untuk Tumpas Hamas Meski Gencatan Senjata Berakhir

Sejak dimulainya agresi pada 7 Oktober, lebih dari 15.000 warga Palestina dilaporkan tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak

Netanyahu Kukuh Lanjutkan Agresi di Gaza untuk Tumpas Hamas Meski Gencatan Senjata Berakhir
PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan perang di Jalur Gaza tidak akan berhenti hingga berhasil.

Cydem.co.id' Jakarta - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa perang di Jalur Gaza tidak akan berhenti hingga Israel berhasil "menumpas" kelompok Hamas. Pernyataannya datang setelah gencatan senjata dengan Hamas berakhir pada Jumat (1/12). Netanyahu juga menyatakan bahwa operasi darat mungkin diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam konferensi pers pada Sabtu (2/12), Netanyahu menjelaskan bahwa Israel akan terus menggunakan kekuatan militer untuk menghancurkan Gaza dan mencapai tujuan-tujuannya. Selain itu, dia mencatat bahwa upaya diplomatik sejauh ini berhasil membebaskan sandera Israel yang ditahan oleh Hamas.

Meskipun Netanyahu bersikeras bahwa pasukan Israel tidak melanggar peraturan hukum internasional, banyak pihak menuduh Israel melakukan pelanggaran yang serius. Selama agresi yang dimulai pada 7 Oktober, Israel dituduh menyerang warga sipil, menyandera, memblokir kebutuhan dasar, melakukan pemindahan paksa warga sipil, dan menyerang rumah sakit serta tempat ibadah.

Meski menghadapi kritik internasional dan kegagalan perpanjangan gencatan senjata, Netanyahu menyatakan bahwa ini adalah "perang jangka panjang," dan Israel akan terus berjuang hingga "melenyapkan Hamas." Sejauh ini, lebih dari 180 warga Palestina dilaporkan tewas dan ratusan lainnya terluka setelah serangan Israel di Gaza setelah berakhirnya gencatan senjata.

Keberlanjutan konflik ini menciptakan ketidakpastian dan keprihatinan terhadap kemanan dan stabilitas di wilayah tersebut. Pihak internasional terus memantau situasi ini sambil menyuarakan seruan agar kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan damai untuk mengakhiri pertumpahan darah yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.