Marks and Spencer Minta Maaf Usai Kontroversi Iklan Bendera Palestina yang Dibakar
Marks and Spencer meminta maaf setelah iklan kontroversial yang diduga merusak bendera Palestina memicu kemarahan netizen
Cydem.co.id' Jakarta - Merek pakaian terkenal asal Inggris, Marks and Spencer, merilis iklan kontroversial di media sosial yang memicu kemarahan dan tudingan mendukung Israel. Dalam iklan berdurasi singkat di akun Instagram mereka, seorang wanita terlihat memandang perapian, di mana kertas berwarna hijau, merah, dan silver dibakar. Warna-warna tersebut dianggap merepresentasikan bendera Palestina yang tengah mengalami konflik serius dengan Israel.
Iklan tersebut segera menjadi sorotan di media sosial dengan banyak pengguna mengecamnya, terutama karena situasi sensitif yang tengah dialami oleh Palestina dalam konflik terbaru melawan Israel. Banyak yang menilai iklan tersebut tidak hanya tidak sensitif, tetapi juga merendahkan tragedi manusia yang tengah berlangsung.
Menanggapi kontroversi ini, Marks and Spencer segera mengeluarkan permintaan maaf. Mereka menjelaskan bahwa iklan tersebut, meskipun dipahami secara keliru, sebenarnya menggambarkan topi kertas Natal tradisional berwarna merah, hijau, dan perak, yang sering dikenakan selama musim perayaan. Perusahaan menyatakan bahwa iklan tersebut telah direkam pada bulan Agustus, beberapa bulan sebelum eskalasi serangan Israel ke Palestina pada awal Oktober.
Meskipun Marks and Spencer bersikeras bahwa iklan tersebut tidak dimaksudkan untuk menggambarkan kontroversi politik, banyak pengguna media sosial tetap mengkritik perusahaan tersebut, menilai bahwa Marks and Spencer seharusnya lebih bijak dalam memilih materi iklan mereka dan memahami konteks sosial dan politik yang tengah berlangsung.
Kejadian ini mencerminkan bagaimana perusahaan-perusahaan besar harus mempertimbangkan dampak sosial dan politik dari iklan mereka, terutama dalam konteks situasi konflik global yang mempengaruhi banyak orang. Peristiwa ini juga menunjukkan pentingnya kesadaran dan kepekaan terhadap isu-isu sensitif yang dapat memicu emosi dan reaksi masyarakat.