Krisis Kemanusiaan Gaza: Puluhan Ribu Warga Palestina Mengungsi dengan Berjalan Kaki, Perjuangan Mereka dalam Menyelamatkan Nyawa

Al Jazeera melaporkan sekitar 15 ribu warga Palestina meninggalkan Gaza utara, tiga kali lipat dari perkiraan sebelumnya

Krisis Kemanusiaan Gaza: Puluhan Ribu Warga Palestina Mengungsi dengan Berjalan Kaki, Perjuangan Mereka dalam Menyelamatkan Nyawa
Puluhan ribu warga Palestina mengungsi dari wilayah Gaza utara ke selatan dengan berjalan kaki pada Rabu (8/11).

Cydem.co.id' Jakarta - Situasi humaniter yang memburuk di Gaza semakin mengkhawatirkan dunia internasional. Puluhan ribu warga Palestina, termasuk anak-anak, perempuan, dan lansia, terpaksa mengungsi dari wilayah Gaza utara ke selatan dengan berjalan kaki. Mereka membawa hanya barang bawaan yang minim dan mengibarkan bendera putih sebagai tanda kesediaan untuk evakuasi.

Krisis ini memuncak setelah Pasukan Israel memberikan batas waktu empat jam kepada warga Gaza untuk meninggalkan wilayah tersebut di tengah perang dengan kelompok militan Hamas. Sehari sebelumnya, PBB melaporkan bahwa sekitar 15 ribu warga Palestina telah meninggalkan Gaza utara, tiga kali lipat dari perkiraan sebelumnya. Para pengungsi terpaksa melintasi arteri lalu lintas utama, Jalan Salah al-Din, dalam upaya menyelamatkan diri dari konflik yang terus berkecamuk.

Mayoritas warga yang mengungsi mengungkapkan keputusan sulit mereka karena tidak ada wilayah yang aman di Gaza akibat serangan udara dan pengepungan Israel. Lebih dari 70 persen dari total 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi, meninggalkan tanah air mereka dalam kondisi yang sulit. Salah satu pengungsi, Ameer Ghalban, menyatakan, "Kami tidak punya air, listrik, dan tepung. Pengepungan Israel telah membuat kehidupan kami sangat sulit."

Para warga Palestina juga melaporkan bahwa mereka harus melewati pos pemeriksaan Israel untuk mencapai wilayah selatan, dan beberapa di antara mereka bahkan menyaksikan penangkapan oleh pasukan Israel dalam perjalanan mereka yang berbahaya.

Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengonfirmasi bahwa sekitar 50 ribu warga Gaza telah memutuskan untuk meninggalkan wilayah Gaza utara. "Mereka pergi karena mereka memahami bahwa Hamas kehilangan kendali di utara, dan di selatan dianggap lebih aman," jelasnya.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina mencatat bahwa lebih dari 10.569 orang tewas dalam serangan udara tanpa henti Israel, termasuk 4.324 anak-anak, sejak perang ini pecah pada 7 Oktober lalu. Situasi ini telah menciptakan krisis kemanusiaan yang mendalam, membutuhkan bantuan mendesak dari masyarakat internasional.

Dunia internasional mendesak untuk menemukan solusi damai demi mengakhiri pertempuran di Gaza dan menghentikan penderitaan rakyat Palestina. Sementara itu, warga Palestina terus berjuang untuk menjaga kelangsungan hidup mereka dalam kondisi yang sangat sulit, sambil berharap agar perdamaian segera menggantikan kekerasan dan keputusasaan yang melanda wilayah mereka.