Krisis Kemanusiaan: Puluhan Ribu Warga Palestina Mengungsi dari Gaza, Mencari Perlindungan di Selatan
Kondisi Krisis di Gaza: Puluhan Ribu Warga Palestina Mengungsi Demi Keselamatan Mereka
Cydem.co.id' Jakarta - Puluhan ribu warga Palestina, termasuk anak-anak, perempuan, dan orang lanjut usia, membanjiri jalan-jalan Gaza dengan berjalan kaki dalam upaya putus asa untuk mengungsi dari wilayah Gaza utara ke selatan pada Rabu (8/11). Mereka membawa bendera putih sebagai tanda damai, mencari perlindungan dari serangan yang tak henti-hentinya.
Krisis ini mencapai puncaknya setelah PBB melaporkan bahwa sekitar 15 ribu warga Palestina telah meninggalkan Gaza utara sehari sebelumnya. Jumlah ini tiga kali lipat dari perkiraan sebelumnya, menunjukkan eskalasi konflik yang mengkhawatirkan.
Menghadapi pertempuran sengit dengan kelompok Hamas, militer Israel memberikan waktu empat jam kepada warga sipil untuk meninggalkan wilayah Gaza. Namun, para pengungsi hanya sempat membawa barang bawaan yang minim, meninggalkan tanah dan harta benda mereka di tengah serangan yang terus berlangsung.
"Mayoritas orang telah meninggalkan tanah mereka karena pengepungan (Israel) telah menjadi hal yang mutlak di Gaza. Kami tidak punya air, listrik, dan tepung," ujar Ameer Ghalban, salah satu warga, sambil mendorong seorang lansia yang menggunakan kursi roda di jalan utama Gaza.
Pasukan Israel mengklaim bahwa 50 ribu warga Gaza telah berpindah dari utara ke selatan. Menurut juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, warga merasa lebih aman di selatan karena kelompok Hamas kehilangan kendali di utara. Meskipun mereka mencari perlindungan, banyak di antara mereka harus melewati pos pemeriksaan Israel dan menyaksikan penangkapan oleh pasukan Israel, menciptakan suasana ketegangan dan kekhawatiran yang mendalam.
Data dari Kementerian Kesehatan Palestina mencatat lebih dari 10.569 orang telah tewas dalam pemboman tanpa henti Israel, termasuk 4.324 anak-anak. Situasi ini menyoroti eskalasi konflik yang tragis, yang dimulai pada 7 Oktober ketika Hamas melancarkan serangan terhadap Israel selatan, menewaskan lebih dari 1.400 orang.
Dalam menghadapi krisis ini, masyarakat internasional memanggil untuk mengakhiri pertumpahan darah dan mencari solusi damai demi kesejahteraan rakyat Palestina dan Israel. Sementara itu, puluhan ribu warga Palestina terus berjuang untuk menemukan perlindungan dan harapan di tengah ketidakpastian yang mengancam kehidupan mereka.