Kontroversi Aksi Biadab Tentara Israel: Lempar Granat ke Masjid Tepi Barat Saat Azan, IDF Skors Pelaku

Kontroversi ini menjadi sorotan dunia dan menambah daftar tindakan kontroversial Israel dalam konflik dengan Palestina

Kontroversi Aksi Biadab Tentara Israel: Lempar Granat ke Masjid Tepi Barat Saat Azan, IDF Skors Pelaku
Seorang tentara Israel terekam melempar granat ke sebuah masjid di Tepi Barat, Palestina saat bilal sedang mengumandangkan azan.

Cydem.co.id' Jakarta - Sebuah video kontroversial menunjukkan seorang tentara Israel melempar granat ke dalam Masjid Agung Budrus di Tepi Barat, Palestina, pada saat bilal sedang mengumandangkan azan Subuh. Insiden ini menciptakan reaksi keras dan memicu kecaman internasional di tengah krisis yang sedang berlangsung di Gaza. IDF merespons dengan menskors pelaku serangan dan berjanji melakukan penyelidikan menyeluruh.

Dalam video berdurasi 18 detik yang menjadi viral di media sosial, seorang tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) terlihat melempar granat ke dalam masjid saat azan Subuh sedang dikumandangkan. Pada saat yang sama, jemaah sedang bersiap-siap untuk melaksanakan salat. Granat tersebut menyebabkan ledakan di dalam masjid dan menghentikan suara azan secara mendadak.

Menanggapi kejadian tersebut, IDF mengeluarkan pernyataan resmi menyebutkan bahwa insiden tersebut adalah "serius dan bertentangan dengan nilai-nilai IDF." Pelaku, seorang tentara IDF, diskors dari jabatannya dan akan menjalani penyelidikan lebih lanjut. Meskipun IDF menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak mencerminkan sikap keseluruhan militer Israel, insiden ini menambah daftar kontroversi seputar tindakan Israel di wilayah Palestina.

Para pejabat Palestina dan komunitas internasional bereaksi dengan keras terhadap insiden tersebut. Nasser Marar, ketua dewan desa di Desa Budrus, Tepi Barat, menyebut tindakan tersebut sebagai "pelanggaran terang-terangan terhadap kesucian masjid." Meskipun dalam video tidak terlihat adanya korban jiwa, tindakan ini meningkatkan ketegangan di wilayah yang sudah tegang akibat agresi militer Israel.

Insiden ini terjadi dalam konteks serangan terus-menerus yang dilakukan Israel di Jalur Gaza, Palestina, sejak 7 Oktober lalu. Militer Israel menargetkan fasilitas sipil, baik di darat maupun udara, dan menewaskan ribuan warga Palestina, termasuk anak-anak. Selain di Gaza, serangan juga terus terjadi di Tepi Barat, dengan laporan penyerbuan pasukan Israel ke kota-kota di wilayah tersebut.

Di tengah tekanan internasional, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menolak seruan gencatan senjata di Gaza yang diusulkan oleh beberapa pemimpin negara, termasuk Presiden Indonesia Joko Widodo. Biden mengklaim bahwa gencatan senjata tidak akan menciptakan perdamaian selama Hamas tidak mengubah ideologi kehancurannya. Pernyataan ini menunjukkan keterlibatan AS dalam krisis dan konflik di Timur Tengah.

Sebagai tanggapan atas agresi Israel, sejumlah negara, termasuk Indonesia, Brunei, dan Malaysia, menyerukan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza. Pernyataan bersama mereka menekankan perlunya penghentian permusuhan yang segera, tahan lama, dan berkelanjutan untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina.

Insiden melempar granat ke masjid di Tepi Barat menambah panjang daftar kontroversi seputar tindakan Israel di wilayah Palestina. Meskipun peristiwa ini menjadi sorotan dunia, pertanyaan tentang bagaimana komunitas internasional akan merespons dan apakah hal ini akan membawa perubahan signifikan di tengah krisis yang terus berlanjut tetap menjadi pertanyaan besar.