Aksi Biadab Tentara Israel: Granat Melempar ke Masjid Tepi Barat Saat Azan, Pelaku Dikenai Skors oleh IDF
Seorang tentara Israel memicu kontroversi dengan melempar granat ke Masjid Agung Budrus di Tepi Barat saat azan Subuh dikumandangkan
Cydem.co.id' Jakarta - Sebuah insiden kontroversial terjadi di Tepi Barat Palestina, di mana seorang tentara Israel terekam melakukan tindakan biadab dengan melempar granat ke dalam Masjid Agung Budrus. Kejadian tragis ini berlangsung saat bilal masjid tengah mengumandangkan azan Subuh, dan video singkat tentang insiden tersebut telah menjadi viral di media sosial.
Dalam rekaman berdurasi 18 detik, seorang tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) terlihat memasuki area masjid dan dengan dingin melempar granat ke dalamnya. Saat itu, bilal tengah mengumandangkan azan, dan ledakan granat menggema di dalam masjid, menghentikan suara azan dengan tiba-tiba.
Menanggapi tindakan biadab ini, IDF secara cepat mengeluarkan pernyataan resmi yang mengecam peristiwa tersebut. IDF menyatakan bahwa mereka telah menjatuhkan skors terhadap prajurit yang terlibat dalam insiden tersebut, menyebutnya sebagai "insiden serius yang bertentangan dengan nilai-nilai IDF." Prajurit tersebut akan diselidiki secara menyeluruh dan dikenai disiplin sesuai prosedur militer.
Insiden ini diduga terjadi di Desa Budrus, Tepi Barat, meskipun tanggal pasti kejadian tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen. Menurut sejumlah laporan, kejadian ini terjadi dua Jumat lalu, tetapi hal tersebut masih menjadi bahan penelitian lebih lanjut.
Tindakan brutal di masjid ini muncul di tengah eskalasi konflik di wilayah tersebut, dengan serangan hebat Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu. Militer Israel secara membabi buta menyerang fasilitas sipil, baik di darat maupun udara, menewaskan ribuan warga Palestina, termasuk banyak anak-anak.
Dalam konteks ini, para pemimpin dunia dan masyarakat internasional terus menyuarakan keprihatinan mereka terhadap situasi di Palestina. Seruan untuk menghentikan kekerasan dan mewujudkan gencatan senjata telah terdengar dari berbagai pihak, termasuk Presiden Indonesia Joko Widodo dalam pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Meskipun demikian, respon Biden terhadap seruan gencatan senjata yang kuat dari berbagai negara, termasuk Indonesia, mengecewakan. Dalam sebuah op-ed di Washington Post, Biden menegaskan bahwa gencatan senjata tidak akan menciptakan perdamaian di Gaza selama Hamas masih memegang teguh ideologi kehancurannya.
Sementara itu, kejadian granat di masjid menambah daftar panjang pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Israel di wilayah pendudukan. Pada Jumat (17/11), pasukan Israel melaporkan serbuan di Kota Jenin, termasuk Rumah Sakit Ibnu Sina, memperumit kondisi di Tepi Barat.
Kementerian Kesehatan Palestina mencatat bahwa sejak 7 Oktober lalu, sudah lebih dari 200 orang tewas di Tepi Barat akibat serangan Israel. Meskipun dunia mengecam tindakan kejam ini, pertanyaan tentang bagaimana konflik ini akan berlanjut tetap menggantung, dengan masyarakat internasional terus meminta langkah-langkah konkret untuk mengakhiri ketidakadilan dan kekerasan di Palestina.