Kisah Kontroversial Jessica Wongso: Psikopat atau Perlindungan Emosional?

Film dokumenter tersebut menyoroti ketenangan Jessica di persidangan, yang diungkapkan sebagai usaha melindungi hati Ibunya dari beban emosional

Kisah Kontroversial Jessica Wongso: Psikopat atau Perlindungan Emosional?
Terungkap alasan Jessica Wongso tidak menangis saat persidangan kasus kematian Mirna Salihin, begini kesaksian sang ibu.

Cydem.co.id' Jakarta - Dalam menghadapi sorotan kembali atas kasus kopi sianida yang melibatkan Jessica Wongso, ibunya, Imelda Wongso, memberikan klarifikasi yang mengungkap sisi emosional dan perjuangan yang dialami Jessica. Kabar terbaru ini muncul setelah film dokumenter Netflix mengangkat kembali kasus ini, mengeksplorasi perjalanan kasus pembunuhan Mayang Mirna Salihin yang melibatkan Jessica. Imelda Wongso terkejut dengan pernyataan Otto Hasibuan tentang dukungan 3.800 pengacara untuk Jessica dan membantah tudingan bahwa anaknya adalah seorang psikopat.

Dalam wawancara, Imelda menjelaskan bahwa ketenangan Jessica di persidangan bukanlah pertanda kejiwaan yang dingin atau ketidakpedulian, tetapi merupakan hasil dari perasaan perlindungan terhadap dirinya dan keluarga. Imelda mengungkapkan bahwa sejak Jessica dipenjara, dia secara sadar menghindari menonton televisi atau menggunakan ponsel untuk menghindari perasaan sakit yang muncul ketika melihat putrinya difitnah. Imelda sendiri tidak menunjukkan emosinya di depan Jessica agar tidak membuat putrinya merasa lebih terbebani.

Tudingan bahwa Jessica adalah seorang psikopat karena tidak menangis di persidangan dibantah tegas oleh Imelda. Menurutnya, Jessica sangat khawatir dengan kondisi mental ibu dan ayahnya, sehingga memutuskan untuk tidak menangis di persidangan untuk melindungi hati ibunya yang sudah hancur akibat fitnah yang dialamatkan kepada Jessica. Imelda menggambarkan betapa Jessica selalu berusaha menjaga kekuatan ibunya dan menyatakan bahwa ketenangan Jessica di persidangan bukanlah tanda tidak peduli, melainkan strategi melindungi diri dan keluarga dari penderitaan lebih lanjut.

Imelda Wongso juga mengomentari pernyataan Otto Hasibuan, yang menyatakan bahwa ada 3.800 pengacara yang bersedia membela Jessica secara sukarela. Ia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung Jessica dan menepis fitnah bahwa Jessica membayar pengacara dengan tegas. Ia menegaskan bahwa Otto Hasibuan membela Jessica dengan tulus dan tanpa bayaran apa pun.

Kesaksian dan kisah yang dibagikan oleh Imelda Wongso membuka pandangan baru terhadap kasus ini, menyoroti aspek-aspek emosional dan mental yang terkadang terlupakan dalam sorotan media. Kasus Jessica Wongso tetap menjadi salah satu kasus hukum yang paling kontroversial di Indonesia, dan cerita terbaru ini memberikan perspektif baru kepada publik tentang bagaimana perjuangan emosional tetap hadir di balik layar sorotan media yang intens.

Sebagai penutup, Imelda Wongso menyampaikan terima kasihnya kepada semua pihak yang mendukung Jessica dan berdoa agar Tuhan membalas kebaikan mereka. Ia juga menggambarkan betapa ia sedih melihat Otto Hasibuan difitnah, menegaskan bahwa Otto membela Jessica dengan tulus dan tanpa bayaran. Dengan demikian, cerita terbaru dalam kasus Jessica Wongso tidak hanya menghadirkan sisi hukum, tetapi juga sisi kemanusiaan dan emosional yang kaya akan kompleksitas.