Keluarga Korban Tak Ingin Tragedi Kanjuruhan Dijual Jadi Isu 5 Tahunan

Keluarga korban Tragedi Kanjuruhan memberikan apresiasi terhadap capres yang berani membahas isu tersebut dalam debat Pilpres 2024

Keluarga Korban Tak Ingin Tragedi Kanjuruhan Dijual Jadi Isu 5 Tahunan
Keluarga korban tewas Tragedi Kanjuruhan tak ingin pernyataan capres dalam debat Pilpres 2024 tak hanya jadi sekadar janji semata.

Cydem.co.id' Jakarta - Sebuah sorotan yang sangat penting dalam debat Pilpres 2024 mencuat ketika salah satu calon presiden (capres) membahas peristiwa tragis Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022. Keluarga korban, yang selama ini merasa diabaikan, memberikan apresiasi atas perhatian terhadap tragedi tersebut di panggung nasional. Devi Athok Yulfitri, yang kehilangan dua anggota keluarganya dalam peristiwa tersebut, menyambut baik ketegasan capres tersebut tetapi dengan hati-hati menyoroti bahwa pernyataan belaka tidak cukup.

Devi menekankan pentingnya mengikat pernyataan tersebut dengan komitmen nyata dalam bentuk kontrak politik tertulis. Ini, menurutnya, akan menjadi langkah konkret untuk memastikan penanganan tuntas dan keadilan bagi korban Tragedi Kanjuruhan. "Saya mengapresiasi. Asalkan ada tandatangan hitam di atas putih. Biar enggak dijual jadi isu lima tahunan, bukan jadi janji-janji saja," ungkap Devi.

Pentingnya komitmen nyata dalam menyelesaikan kasus Tragedi Kanjuruhan menjadi sorotan utama dalam pandangan keluarga korban. Mereka tidak ingin peristiwa tragis ini hanya menjadi isu retorika yang diangkat setiap lima tahunan saat pemilihan presiden. Dalam pandangan Devi, langkah-langkah konkrit, seperti kontrak politik tertulis, perlu diambil untuk menjamin bahwa janji-janji kampanye tidak hanya sekadar retorika.

Debat Pilpres 2024 menjadi ajang penting untuk menyoroti peristiwa KM 50 dan Tragedi Kanjuruhan. Capres Anies Baswedan menyampaikan bahwa peristiwa-peristiwa ini memerlukan penanganan yang lebih tuntas dan keadilan yang sesungguhnya. Ia menyoroti empat aspek penyelesaian, termasuk investigasi ulang dan memastikan bahwa peristiwa serupa tidak terulang. Di sisi lain, capres Ganjar Pranowo menyuarakan pembentukan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR), namun capres lain, Anies Baswedan, menilai bahwa langkah-langkah lebih komprehensif perlu diambil untuk menyelesaikan masalah yang kompleks ini.

Keluarga korban menunjukkan kehati-hatian terhadap komitmen capres Ganjar Pranowo karena adanya pandangan kontroversial dari cawapresnya, Mahfud MD, mengenai status Tragedi Kanjuruhan sebagai pelanggaran HAM berat. Sementara itu, Devi menilai bahwa capres Anies Baswedan telah menunjukkan keberanian dan ketegasan dengan membahas tragedi ini di panggung debat, namun menegaskan bahwa komitmen ini harus dibuktikan dengan langkah-langkah nyata dan terukur.

Sebagai salah satu keluarga korban yang mewakili suara banyak yang terdampak, Devi menyuarakan harapan bahwa masalah Tragedi Kanjuruhan tidak lagi dijadikan bahan kampanye semata. Ia mendesak para calon presiden untuk membuktikan komitmen mereka dengan tindakan konkret dan memberikan jaminan bahwa tragedi ini akan menjadi prioritas utama penyelesaian. Seiring Pilpres 2024 semakin dekat, masyarakat menantikan bukti nyata dari para calon presiden bahwa mereka serius dalam menangani peristiwa tragis ini dan tidak hanya mencari dukungan politik semata.