Haris Azhar Ajak Pemilih Pemula di Pilpres 2024: Pilih Berdasarkan Kapasitas dan Implementasi, Bukan Gaya Pribadi

Pesan tersebut disampaikan setelah acara seminar di UI, di mana Haris menyoroti kebijakan publik yang kurang mengakomodasi hak partisipatif warga

Haris Azhar Ajak Pemilih Pemula di Pilpres 2024: Pilih Berdasarkan Kapasitas dan Implementasi, Bukan Gaya Pribadi
Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Haris Azhar mengajak para pemilih pemula untuk memeriksa kapasitas dari setiap capres-cawapres di Pilpres 2024.

Cydem.co.id' Jakarta - Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Haris Azhar, memberikan pesan khusus kepada pemilih pemula yang akan mengikuti Pemilihan Presiden 2024. Dalam seminar di Universitas Indonesia pada Rabu (22/11), Haris mengajak para pemilih muda untuk lebih memeriksa kapasitas dan implementasi dari setiap calon presiden dan wakil presiden yang akan bertarung dalam pemilihan mendatang.

Haris menekankan bahwa pemilih pemula seharusnya tidak hanya terpaku pada kesamaan gaya personal atau popularitas calon, tetapi lebih pada penilaian terhadap agenda kepemimpinan yang diusung oleh setiap pasangan capres dan cawapres. Menurutnya, melihat sejauh mana calon tersebut dapat membuktikan kemampuannya dalam mengimplementasikan visi yang diusung menjadi kunci penting dalam memilih pemimpin.

"Pesan saya buat pemilih pemula itu jangan sekadar mencari kecocokan soal gaya personaliti, tapi yang harus dilakukan sama anak muda adalah memeriksa terkait dengan kapasitas dari setiap orang yang maju sebagai capres maupun sebagai cawapres," ujar Haris.

Haris menegaskan bahwa pemilih seharusnya tidak hanya membeli janji-janji kampanye atau penampilan "joget-joget" calon, tetapi lebih mendalam dalam menilai sejarah, prinsip, dan peran calon tersebut selama ini. Ia juga menantang setiap calon untuk membuktikan setiap perkataannya dengan tindakan nyata.

Dalam konteks ini, Haris menyebutkan Anies Baswedan dan Mahfud MD sebagai contoh. Ia mengajak pemilih untuk menilai sejauh mana keduanya telah berperan dalam menjalankan tugas dan implementasi visi mereka.

"Jadi, jangan sekadar beli janjinya, beli joget-jogetnya, salah itu. Kita memilih presiden bukan mau memilih penari," tegas Haris.

Haris juga menyinggung soal pelaksanaan kebijakan publik yang dinilainya tidak partisipatif dan tidak menghormati hak warga. Bagi Haris, permasalahan Indonesia saat ini bukan hanya sebatas visi atau mimpi, tetapi lebih kepada penanganan masalah pelaksanaan kebijakan yang belum mencakup hak partisipatif warga.

Dengan pesannya ini, Haris berharap pemilih pemula dapat menjadi pemilih yang cerdas dan kritis dalam menentukan pilihan mereka dalam Pemilihan Presiden 2024, dengan fokus pada kapasitas, prinsip, dan implementasi nyata yang telah dilakukan oleh calon pemimpin.