Cak Imin Singgung Bahaya Nepotisme
Ia menyatakan perlunya penerimaan kritik dan pengawasan untuk mengatasi indikasi pengeroposan sistem pemerintahan
Cydem.co.id' Jakarta - Calon wakil presiden dari Koalisi Perubahan, Muhaimin Iskandar, yang dikenal sebagai Cak Imin, menggambarkan keprihatinannya terhadap pengeroposan sistem pemerintahan di Indonesia akibat Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Dalam sebuah acara di Universitas Islam Malang (Unisma), Cak Imin menyoroti pentingnya menerima kritik dan melakukan perbaikan sebagai langkah untuk membenahi masalah ini. Dia juga menegaskan niatnya untuk melanjutkan program hilirisasi sumber daya alam (SDA) yang digulirkan oleh Presiden Joko Widodo.
Dalam diskusi 'Sharing Session Bersama Capres-cawapres' di Unisma, Cak Imin berjanji untuk meneruskan langkah-langkah yang telah diambil dalam program hilirisasi. Dia menekankan pentingnya memberi nilai tambah pada kekayaan alam negara ini dan memastikan bahwa keuntungan dari ekspor SDA benar-benar dirasakan oleh rakyat Indonesia. Cak Imin juga mengakui potensi bonus demografi Indonesia sebagai kekuatan untuk membangun sumber daya manusia di masa depan.
Meskipun program hilirisasi mendapat kritik tajam dari beberapa ekonom, termasuk Faisal Basri, Cak Imin tetap berkomitmen untuk menjaga keberlangsungannya. Dia menyoroti pentingnya memanfaatkan kekayaan alam secara bijaksana dan memastikan bahwa keuntungan ekonomi yang dihasilkan tidak hanya dinikmati oleh negara lain, terutama China, yang saat ini mendominasi industri hilirisasi bijih nikel di Indonesia.
Dalam konteks pilihan presiden mendatang, Cak Imin berusaha menyampaikan visinya tentang peningkatan kualitas pemerintahan dan pemanfaatan sumber daya alam negara. Dia menegaskan bahwa menghadapi pengeroposan sistem pemerintahan membutuhkan respons yang bijak, dan inisiatif seperti menerima kritik dan melanjutkan program hilirisasi adalah langkah-langkah positif menuju perubahan yang lebih baik.