Aksi Biadab di Tepi Barat: Tentara Israel Lempar Granat ke Masjid Saat Azan, Pelaku Disanksi IDF
Video viral menunjukkan tentara IDF melakukan aksi biadab ini, memicu reaksi keras dan kecaman internasional
Cydem.co.id' Jakarta - Sebuah insiden mencengangkan terjadi di Tepi Barat, Palestina, ketika seorang tentara Israel terlihat melempar granat ke dalam Masjid Agung Budrus saat bilal tengah mengumandangkan azan Subuh. Video singkat yang viral menunjukkan aksi biadab ini terjadi serentak dengan azan, menghentikan suara yang sakral. Dalam responsnya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan telah menskors pelaku serangan dan akan melakukan penyelidikan menyeluruh.
Insiden ini mencuat di tengah meningkatnya ketegangan akibat agresi Israel di Jalur Gaza, yang telah berlangsung sejak 7 Oktober lalu. Militer Israel melakukan serangan membabi buta di Gaza, menewaskan ribuan warga, termasuk anak-anak. Serangan ini juga merambah ke Tepi Barat, dengan laporan tentang invasi pasukan Israel ke Kota Jenin dan serangan terhadap fasilitas sipil, termasuk Rumah Sakit Ibnu Sina.
Pada Jumat (17/11), puluhan tank dan buldoser Israel memasuki Tepi Barat, merusak jalanan dan mobil, menambah kerusakan dan ketegangan di wilayah tersebut. Meskipun Kementerian Kesehatan Palestina mencatat 212 kematian di Tepi Barat sejak awal agresi, IDF tetap menunjukkan perilaku agresifnya, seperti yang terlihat dalam video serangan terhadap Masjid Agung Budrus.
Pelaku yang terlibat dalam lemparan granat ke dalam masjid, yang merusak kesakralan tempat ibadah, mendapatkan sanksi dari IDF. Dalam pernyataannya, IDF menegaskan bahwa insiden ini bertentangan dengan nilai-nilai militer Israel. Kejadian ini menunjukkan eskalasi ketegangan di wilayah tersebut, yang semakin rumit dengan konflik antara Israel dan Palestina.
Sementara itu, komunitas internasional terus mendesak gencatan senjata di Jalur Gaza, termasuk seruan dari Presiden Indonesia Joko Widodo. Meskipun banyak negara dan pemimpin dunia mengecam agresi Israel, termasuk serangan terhadap masjid, presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menolak seruan untuk gencatan senjata, menyatakan bahwa gencatan senjata tidak akan menciptakan perdamaian jika Hamas tetap berpegang pada ideologi kehancurannya.
Dengan meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut, dunia internasional terus memantau perkembangan konflik, sambil berharap agar perdamaian dapat segera direstorasi dan keadilan ditegakkan.