Airlangga & Zulhas Respons Dirty Vote: Zaman Gini Mana Bisa Curang?
Airlangga menyatakan bahwa tahapan Pemilu 2024 telah berlangsung lancar dan aman, dan menyerukan masyarakat mensukseskan pesta demokrasi
Cydem.co.id' Jakarta - Sebuah gelombang kontroversi mencuat setelah perilisan film dokumenter berjudul "Dirty Vote," yang mengungkapkan dugaan kecurangan dalam Pemilu 2024. Respons terhadap film ini datang dari dua tokoh utama politik Indonesia, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan (Zulhas).
Airlangga Hartarto mengecam film tersebut sebagai black campaign, merujuk pada perilisan film tersebut pada hari tenang Pemilu, dan menyatakan bahwa tahapan Pemilu telah berjalan lancar dan aman sejak dimulainya. Di sisi lain, Zulhas mengungkapkan keraguannya terhadap dugaan kecurangan dalam Pemilu, mengklaim bahwa di era saat ini, sulit untuk ada kecurangan karena proses Pemilu dilakukan secara terbuka.
Sementara itu, rumah produksi WatchDoc, yang bertanggung jawab atas pembuatan film "Dirty Vote," berkerjasama dengan 20 lembaga lainnya dalam mengungkap hasil riset kecurangan pemilu yang dilakukan oleh koalisi masyarakat sipil.
Film ini, disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono, menampilkan tiga ahli hukum tata negara, Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar, yang membahas berbagai kecurangan yang diduga terjadi selama Pemilu 2024. Produksi film ini didanai melalui crowdfunding dan sumbangan individu serta lembaga.
Kontroversi ini semakin memperumit suasana jelang Pemilu yang akan dihelat dalam beberapa hari ke depan. Dengan pihak-pihak yang terlibat saling bertentangan, pertanyaan atas keberhasilan proses demokrasi di Indonesia semakin menjadi sorotan.