Timnas AMIN Ralat Pernyataan Anies soal Rp700 T untuk Alutsista Bekas
Kontroversi muncul karena Dahnil menyatakan tidak ada pembelian alutsista bekas pada 2023 karena rencana pembelian Mirage 2000-5 ditunda
Cydem.co.id' Jakarta - Dalam sebuah kejadian mengejutkan, Tim Nasional (Timnas) AMIN memberikan klarifikasi terkait pernyataan kontroversial Anies Baswedan, Capres nomor urut 1, mengenai anggaran pembelian alutsista bekas sebesar Rp700 triliun. Juru Bicara Timnas AMIN, Billy David, menjelaskan bahwa pernyataan Anies tidak hanya berkaitan dengan anggaran alutsista semata, melainkan merupakan total anggaran Kementerian Pertahanan (Kemenhan) selama periode 2020-2024.
"Rp700 triliun itu sebenarnya adalah data anggaran Kemenhan selama lima tahun. Saya luruskan bahwa itu adalah anggaran lima tahun selama periode 2019-2024," ungkap Billy kepada wartawan di Markas Pemenangan AMIN.
Namun, pernyataan ini tidak diterima begitu saja oleh Juru Bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak. Dahnil menilai Anies Baswedan telah memberikan informasi yang tidak akurat mengenai anggaran sebesar Rp700 triliun yang diklaim digunakan oleh Kemhan untuk membeli alutsista bekas. Menurut Dahnil, anggaran Kemhan pada tahun 2023 sebesar Rp131 triliun, dan hanya sekitar Rp30 triliun di antaranya digunakan untuk pembelian alutsista. Ia menambahkan bahwa tidak ada pembelian alutsista bekas pada tahun 2023 karena rencana pembelian 12 Pesawat Tempur Mirage 2000-5 dari Qatar ditunda.
"Anies berbohong terkait belanja alutsista bekas sebesar Rp700 triliun. Anggaran Kemhan pada 2023 sekitar Rp131 triliun, dengan alokasi Rp30 triliun untuk alutsista berbagai jenis. Tidak ada pembelian bekas pada tahun 2023 karena rencana pembelian Mirage ditunda," tegas Dahnil pada Senin (8/1).
Sebelumnya, dalam debat KPU yang digelar pada Minggu (7/1) malam, Anies Baswedan mengkritik anggaran di Kemhan, menyinggung pembobolan website Kemhan pada 2023, dan menyatakan bahwa anggaran sebesar Rp700 triliun tidak dapat dipertahankan oleh Kementerian Pertahanan, karena digunakan untuk membeli alutsista bekas.