Skandal Pemerkosaan di Mobil Dinas Pemkab Gowa: 2 Pelaku Anak Pejabat

Kejadian terjadi pada dini hari di Sabtu

Skandal Pemerkosaan di Mobil Dinas Pemkab Gowa: 2 Pelaku Anak Pejabat
Ilustrasi pemerkosaan dengan pelaku anak pejabat di Gowa Sulawesi Selatan.

Cydem.co.id' Jakarta - Sebuah insiden mengerikan mengguncang Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, ketika tiga pria diduga melakukan pemerkosaan terhadap seorang gadis di dalam mobil dinas pemerintah daerah tersebut. Bahkan lebih mencengangkan, dua dari ketiga pelaku ternyata merupakan anak dari pejabat setempat.

Menurut laporan polisi, ketiga pelaku yang diidentifikasi sebagai UC (24), MR (24), dan MQ (21) berhasil ditangkap setelah korban, yang diidentifikasi sebagai NMY (20), melaporkan kejadian tragis tersebut.

"Kami telah menangani kasus ini dan berhasil mengamankan ketiga pelaku. Lebih mengejutkan lagi, dua di antaranya adalah anak dari pejabat," ungkap Kasi Humas Polres Gowa, Ipda Udin Sibadi.

Kejadian tragis ini terjadi di atas sebuah mobil dinas dengan nomor polisi DD 1724 B. Mobil tersebut kini diamankan di Mapolres Gowa sebagai barang bukti dalam penyelidikan lebih lanjut.

Peristiwa itu berlangsung pada dini hari sekitar pukul 05.00 WITA, ketika salah satu pelaku menghubungi korban untuk bertemu di Makassar. Korban kemudian diajak menuju Gowa menggunakan mobil dinas.

Menurut keterangan korban, awalnya ia hanya berdua dengan salah satu pelaku di dalam mobil. Namun, ketika sampai di lokasi, dua pelaku lainnya muncul dari bagasi mobil dan melakukan aksi keji tersebut.

"Pelaku utama melakukan aksinya di dalam mobil, kemudian keluar. Dua pelaku lainnya muncul dari bagasi dan menyekap korban untuk memperkosa," jelas Udin.

Kekejaman tersebut terbongkar saat korban berteriak minta tolong, dan warga sekitar segera mengepung mobil tersebut serta membawa korban ke kantor polisi.

"Saat dievakuasi, korban dalam kondisi trauma. Salah satu dari pelaku bahkan sudah memiliki istri," tambahnya.

Saat ini, ketiga pelaku masih dalam proses pemeriksaan oleh pihak berwenang. Kasus ini telah menimbulkan kecaman dari masyarakat serta memunculkan pertanyaan tentang etika dan moralitas di kalangan elite kekuasaan lokal.