Skandal ByteDance: Penggunaan Curang API OpenAI dalam Pengembangan Kecerdasan Buatan
Laporan mencatat bahwa ByteDance sedang menguji coba chatbot AI di antara karyawan mereka
Cydem.co.id' Jakarta - ByteDance, perusahaan induk TikTok, terpergok melakukan kecurangan dalam kompetisi pengembangan kecerdasan buatan (AI) dengan menggunakan teknologi OpenAI untuk membangun model bahasa besar sendiri, yang disebut sebagai Language Model (LLM).
Sebagai respons, OpenAI telah menangguhkan akun GPT milik ByteDance. OpenAI memiliki ketentuan yang melarang penggunaan Output untuk mengembangkan model AI yang bersaing dengan produk mereka, namun mengizinkan kategorisasi atau model organisasi.
Menurut laporan dari The Verge, dokumen internal ByteDance mengonfirmasi bahwa "API (Antarmuka Pemrograman Aplikasi) OpenAI telah diandalkan untuk mengembangkan LLM dasarnya." Model ini dikenal dengan nama "Project Seed" pada setiap tahap pengembangan, termasuk pelatihan dan evaluasi model.
Percakapan di platform komunikasi internal ByteDance, Lark, menunjukkan upaya untuk "menutupi" bukti melalui "desensitisasi data." ByteDance sendiri belum memberikan tanggapan terkait laporan tersebut.
OpenAI telah mengkonfirmasi penangguhan akun ByteDance setelah menggunakan GPT untuk melatih model AI-nya sendiri. Seorang juru bicara OpenAI menyatakan bahwa semua pelanggan API harus mematuhi "kebijakan penggunaan kami untuk memastikan bahwa teknologi kami digunakan untuk kebaikan."
"Walaupun penggunaan API kami oleh ByteDance sangat minim, kami telah menangguhkan akun mereka sementara kami melakukan penyelidikan lebih lanjut. Jika kami menemukan bahwa penggunaan mereka tidak mengikuti kebijakan ini, kami akan meminta mereka untuk melakukan perubahan yang diperlukan atau menghentikan akun mereka," ujar juru bicara OpenAI, seperti dikutip dari Indiatimes.
Sebuah laporan sebelumnya pada bulan Juni tahun ini mengungkap bahwa ByteDance sedang menguji chatbot bertenaga AI di antara karyawan mereka, bergabung dengan perusahaan besar China seperti Alibaba Group Holding dan Baidu dalam perlombaan untuk menciptakan versi ChatGPT yang sesuai dengan pasar China.