Semangka sebagai Simbol Perlawanan Palestina: Jejak Sebuah Simbol
Meskipun periode ketenangan setelah Perjanjian Oslo pada 1993, semangka tetap menjadi ikon keteguhan dan keberanian rakyat Palestina
Cydem.co.id' Jakarta - Dukungan global terus mengalir bagi warga Palestina, khususnya setelah lebih dari 8.500 orang tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza. Solidaritas dengan Palestina menjadi terasa begitu kuat, dan di media sosial, semangka telah menjadi simbol perlawanan yang kuat terhadap pendudukan.
Semangka bukanlah sembarang simbol; ini adalah lambang yang kuat dan maknawi yang berasal dari dalam budaya Palestina itu sendiri. Di seluruh Palestina, dari utara (Jenin) hingga selatan (Gaza), buah ini adalah elemen penting dalam hidangan, resep tradisional, dan budaya Levantine. Namun, bagaimana semangka menjadi simbol perlawanan Palestina?
Penggunaan semangka sebagai lambang perlawanan Palestina bermula pada tahun 1960-an, ketika pemerintah Israel melarang pengibaran bendera Palestina selama Perang Enam Hari melawan Mesir, Suriah, dan Yordania pada tahun 1967. Pada saat itu, pengibaran bendera Palestina dianggap dapat memicu nasionalisme warga Palestina dan Arab, yang tidak sesuai dengan kebijakan Israel.
Hal ini mendorong gerakan masyarakat untuk mencari simbol alternatif, dan mereka menemukannya dalam semangka. Semangka dipilih karena unsur warnanya yang serupa dengan bendera Palestina: buah ini memiliki daging merah, kulit hijau-putih, dan biji hitam. Saat semangka dipotong, warna merah, hijau, dan putih pada buah tersebut menyerupai warna bendera Palestina.
Demonstran yang berprotes terhadap pendudukan Israel di Tepi Barat dan Gaza mulai membawa potongan semangka sebagai simbol perlawanan yang kuat. Buah ini digunakan sebagai alternatif untuk bendera yang dilarang.
Pada tahun 1980-an, pemerintah Israel bahkan melarang penggunaan warna merah, putih, hijau, dan hitam, yang merupakan warna bendera Palestina. Dengan tindakan tersebut, 79 pameran seni di Ramallah yang mengandung unsur warna-warna tersebut ditutup oleh pejabat Israel.
Semangka menjadi simbol perlawanan Palestina yang kuat, namun penggunaannya sedikit mereda setelah penandatanganan Perjanjian Oslo pada tahun 1993. Perjanjian tersebut mencakup pengakuan timbal balik antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina, yang mencabut beberapa larangan, termasuk penggunaan bendera Palestina.
Namun, semangka tetap menjadi simbol bersejarah yang mengingatkan dunia akan perjuangan warga Palestina dalam mencapai kemerdekaan dan hak asasi manusia yang adil. Dalam semangka, kita melihat lebih dari sekadar buah; kita melihat semangat dan tekad perlawanan yang terus menggelora dalam hati orang Palestina.