SBY Ingatkan Calon Presiden Pilpres 2024: Hindari Janji Muluk-Muluk Tanpa Anggaran Memadai
Calon presiden diminta agar janji-janjinya masuk akal dan dapat direalisasikan
Cydem.co.id' Jakarta - Mantan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), memberikan amaran tegas kepada calon presiden yang berpartisipasi dalam Pemilihan Presiden 2024, mewanti-wanti agar tidak sembrono dalam memberikan janji kepada masyarakat. Dalam konteks ini, SBY menekankan pentingnya mempertimbangkan kondisi perekonomian Indonesia dan APBN yang telah ada, untuk menghindari janji-janji yang tidak dapat direalisasikan akibat keterbatasan anggaran.
"Dalam melakukan kampanye, saya khawatir uangnya tidak akan mencukupi jika mereka sembarangan mengumbar janji, ingin membangun ini dan itu, sangat muluk-muluk," ujar SBY seperti dikutip dari detik.com pada Selasa (9/1).
SBY meminta agar para calon presiden memberikan janji-janji yang masuk akal dan dapat diwujudkan jika terpilih. Pernyataan ini juga berlaku bagi partai politik, yang diingatkan untuk memahami dengan baik kondisi perekonomian Indonesia agar tidak membuat janji yang sulit dipenuhi.
"Dalam musim debat seperti sekarang, saya menyerukan agar para calon presiden dan partai politik bersikap hemat dalam berjanji. Hindarilah janji-janji yang hampir pasti sulit untuk dilaksanakan," tambah SBY.
Dengan Pemilihan Presiden 2024 yang sedang memasuki masa kampanye, tiga calon presiden yang bersaing saat ini adalah Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo. Masing-masing dari mereka memiliki pasangan cawapres dan aktif melakukan kampanye di berbagai daerah.
Dalam upaya meningkatkan elektabilitas, para calon tersebut terlihat mengumbar janji kepada masyarakat yang mereka temui selama masa kampanye. SBY, sebagai salah satu tokoh politik senior, memberikan peringatan ini sebagai bentuk pembelajaran dari pengalaman pemerintahan sebelumnya, di mana janji-janji besar yang tidak terkelola dengan baik dapat menimbulkan ketidakpuasan di kalangan masyarakat.
Dalam menanggapi peringatan ini, diharapkan calon presiden dan partai politik dapat merumuskan platform kampanye yang realistis, sesuai dengan kondisi ekonomi dan anggaran yang ada. Hal ini tidak hanya akan menciptakan kepercayaan di antara pemilih tetapi juga mencegah janji-janji politik yang hanya bersifat retorika tanpa dasar yang kuat.