Mengapa Rusia-China Menolak Melabeli Hamas Sebagai Teroris?
Rusia dan China menolak menyebut Hamas sebagai teroris setelah serangan Hamas ke Israel, memunculkan pertanyaan mengenai alasan di balik sikap mereka
Cydem.co.id' jakarta - Dalam gelombang kecaman global terhadap serangan milisi Palestina, Hamas, terhadap Israel pada 7 Oktober lalu, sejumlah negara, terutama Barat, dengan tegas menyebut serangan tersebut sebagai tindakan terorisme. Namun, sikap Rusia dan China yang menolak menyebut Hamas sebagai teroris telah menimbulkan pertanyaan: mengapa kedua negara kuat ini memilih untuk tidak mengutuk kelompok militan tersebut?
1. Dukungan Sejarah Terhadap Palestina
Rusia dan China telah lama menjadi pendukung Palestina dalam perjuangannya mendapatkan kemerdekaan yang diakui secara internasional. Keputusan mereka untuk tidak menyebut Hamas sebagai teroris adalah ekstensi dari dukungan historis mereka terhadap Palestina.
2. Penguatan Hubungan dengan Dunia Arab
Sikap pro-Palestina Rusia dan China tidak terlepas dari keinginan mereka untuk memperkuat posisi mereka di dunia Arab. Mendukung Palestina adalah cara untuk memperoleh sekutu yang kuat di kawasan tersebut, yang merupakan strategi geopolitik yang penting bagi kedua negara ini.
3. Membangun Aliansi Melawan AS
Dalam persaingan global, China terutama, berusaha membangun koalisi negara-negara berkembang yang lebih luas untuk memperkuat pengaruh Beijing dan bersaing dengan Amerika Serikat di panggung dunia. Dukungan terhadap Palestina, termasuk Hamas, adalah bagian dari upaya ini.
4. Mengamankan Pasokan Energi
Timur Tengah merupakan sumber utama pasokan minyak untuk China. Dengan mendukung Palestina, China menjaga hubungan baik dengan negara-negara Arab, yang memastikan kelancaran pasokan minyak yang sangat vital bagi pertumbuhan ekonomi mereka.
5. Menyelaraskan Diri dengan Arus Utama Arab
Rusia, di sisi lain, berusaha menyelaraskan diri dengan arus utama Arab. Dengan tidak mengecam Hamas sebagai teroris, Kremlin berusaha menguatkan posisinya di kawasan Timur Tengah, terutama mengingat hubungan yang semakin dekat dengan Iran dan sekutunya.
6. Meredam Kontroversi Xinjiang
Bagi China, mendukung Palestina, termasuk Hamas, merupakan langkah untuk meredam kekhawatiran dunia Islam dan Arab mengenai perlakuan terhadap etnis Muslim Uighur di wilayah Xinjiang. Dukungan ini diharapkan dapat mengurangi tekanan internasional terhadap isu ini.
Sikap Rusia dan China dalam kontroversi ini mencerminkan kebijakan luar negeri mereka yang kompleks dan strategis. Meskipun mereka tahu bahwa posisi mereka dapat menimbulkan ketegangan dengan Barat, mereka tetap mempertahankan pendekatan mereka terhadap konflik Israel-Palestina, menunjukkan betapa pentingnya geopolitik dan aliansi regional dalam dinamika global saat ini.