Mengapa KPU Menghilangkan Grafik Suara di Sirekap? Menko Polhukam Meminta Penjelasan
Kebijakan KPU menimbulkan pertanyaan tentang transparansi dan aksesibilitas informasi
Cydem.co.id' Jakarta - Dalam sebuah langkah yang mengejutkan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) memutuskan untuk menghilangkan grafik perhitungan suara Pilpres dan Pileg 2024 dari Aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi Pemilu (Sirekap). Keputusan ini menuai beragam reaksi dari berbagai pihak, termasuk Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto, yang berencana untuk mengklarifikasi langkah tersebut.
Sebagai bagian dari upaya untuk menjelaskan keputusan tersebut, Hadi Tjahjanto akan mengadakan pertemuan dengan Ketua KPU, Hasyim Asy'ari. Pertemuan tersebut dijadwalkan untuk membahas alasan di balik keputusan KPU, serta implikasinya bagi transparansi dan akuntabilitas dalam proses pemilihan umum.
Salah satu alasan utama yang dikemukakan oleh KPU adalah untuk menghindari potensi polemik di masyarakat. Menurut Komisioner KPU RI, Idham Holik, penghapusan grafik tersebut dilakukan agar fokus utama aplikasi Sirekap adalah pada formulir Model C Hasil plano, yang dianggap sebagai bukti otentik perolehan suara peserta pemilu.
Namun, keputusan ini telah menimbulkan pertanyaan tentang transparansi dan aksesibilitas informasi dalam proses pemilihan umum. Banyak pihak, termasuk sejumlah pengamat politik dan aktivis masyarakat sipil, menyatakan keprihatinan mereka atas dampak dari penghilangan grafik tersebut terhadap keterbukaan dan pemahaman publik terhadap proses perhitungan suara.
Di sisi lain, ada juga pendapat yang mendukung langkah KPU tersebut, dengan alasan bahwa fokus pada bukti otentik dapat mengurangi kemungkinan kesalahpahaman atau penyebaran informasi yang tidak akurat. Namun, sebagian besar perhatian tetap tertuju pada pertemuan antara Menko Polhukam dan Ketua KPU untuk membahas lebih lanjut langkah-langkah selanjutnya.
Dalam konteks ini, pertemuan antara Hadi Tjahjanto dan Hasyim Asy'ari diharapkan akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang alasan di balik keputusan KPU dan memberikan kejelasan bagi publik mengenai langkah-langkah yang akan diambil ke depannya. Sebagai sebuah negara demokratis, transparansi dan integritas dalam proses pemilihan umum sangatlah penting, dan keterbukaan dalam menjelaskan keputusan yang diambil oleh lembaga-lembaga terkait adalah langkah penting dalam memastikan kepercayaan publik terhadap proses demokrasi.