Lonjakan Kasus Covid-19 di Negara-Negara ASEAN Memicu Kembali Penerapan Aturan Perjalanan yang Ketat

Indonesia melaporkan peningkatan kasus sebesar 35-40 persen, dengan pemerintah fokus pada vaksinasi booster dan imbauan kepada masyarakat untuk menunda perjalanan

Lonjakan Kasus Covid-19 di Negara-Negara ASEAN Memicu Kembali Penerapan Aturan Perjalanan yang Ketat
Ilustrasi sejumlah warga memakai masker.

Cydem.co.id' Jakarta - Seiring dengan meningkatnya kasus Covid-19, Indonesia, Singapura, dan Malaysia mengambil langkah-langkah proaktif untuk mencegah penyebaran virus dengan kembali menerapkan aturan perjalanan yang lebih ketat. Pemasangan pemindai termal di bandara dan terminal feri, serta penyaringan ketat terhadap kedatangan warga negara asing, menjadi langkah-langkah yang diambil oleh negara-negara ASEAN ini. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap meningkatnya jumlah kasus Covid-19, yang didominasi oleh subvarian Omicron XBB 1.5, yang sebelumnya menyebabkan gelombang kasus di Eropa dan Amerika Serikat.

Pada 6 Desember, Kementerian Kesehatan Indonesia melaporkan peningkatan kasus sebesar 35-40 persen, memperhatikan bahwa subvarian Omicron XBB 1.5, EG2, dan EG5 telah terdeteksi pada beberapa pasien. Meskipun jumlah kasus saat ini masih lebih rendah dibandingkan puncak pandemi, langkah-langkah pencegahan diperlukan untuk mengatasi potensi penyebaran lebih lanjut.

Kementerian Kesehatan Singapura, pada 8 Desember, menyampaikan bahwa infeksi Covid-19 telah meningkat selama dua minggu terakhir, yang dapat disebabkan oleh perjalanan akhir tahun dan penurunan kekebalan tubuh. Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung, menyarankan agar masyarakat menerima vaksinasi Covid setiap tahun, terutama warga lanjut usia dan mereka dengan penyakit kronis. Malaysia juga melaporkan peningkatan signifikan dalam kasus selama Pekan Epidemiologi ke-49.

Sementara negara-negara ASEAN bersaing untuk menarik wisatawan asing di musim liburan, kesehatan masyarakat menjadi prioritas utama. Langkah-langkah imbauan kepada masyarakat untuk menunda perjalanan, menyelesaikan vaksinasi booster, dan mematuhi protokol kesehatan seperti penggunaan masker, mencuci tangan, dan tetap di rumah jika sakit, menjadi strategi pencegahan yang diterapkan.

Meskipun upaya pencegahan ini diperlukan, tantangan penanganan pandemi di tingkat regional menunjukkan kompleksitas yang membutuhkan kerjasama dan koordinasi yang baik di antara negara-negara ASEAN. Dalam konteks ini, pengelolaan risiko kesehatan masyarakat menjadi suatu keharusan guna memastikan keberlanjutan dan pemulihan yang berkelanjutan di masa depan.