Khofifah Resmi Bergabung dengan TKN Prabowo-Gibran, Akan Nonaktif Sebagai Ketua PBNU Mulai 21 Januari
Keputusan Khofifah sesuai dengan parameter PBNU yang menetapkan nonaktif jika terlibat dalam tim kampanye calon, hingga Pilpres selesai
Cydem.co.id' Jakarta - Dalam sebuah keputusan bersejarah, Khofifah Indar Parawansa, tokoh yang dikenal sebagai Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) dan Ketua PBNU 2022-2027, mengumumkan bahwa dirinya akan resmi bergabung dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran pada tanggal 21 Januari mendatang.
Khofifah memastikan bahwa keputusannya untuk bergabung dengan TKN Prabowo-Gibran akan diiringi dengan nonaktif dari kedua jabatannya tersebut. "Insya Allah saya efektif masuk TKN tanggal 21 Januari. Kalau saya masuk TKN tanggal 21 Januari, berarti tanggal 21 saya nonaktif karena kebetulan saya di Ketua PBNU juga," ungkap Khofifah di kawasan GBK, Jakarta, Jumat (19/1).
Keputusan ini diambil setelah Khofifah menyampaikan dukungannya kepada pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming, pada 10 Januari lalu, pasca melaksanakan umrah. Pernyataan tersebut mengejutkan banyak pihak, mengingat posisinya yang strategis dalam organisasi NU.
Sebelumnya, Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, telah mengisyaratkan bahwa Khofifah harus nonaktif dari kedua jabatannya di NU apabila sudah resmi terdaftar dalam TKN Prabowo-Gibran. Menurut Gus Yahya, PBNU telah menetapkan parameter bahwa pengurus di lingkungan PBNU harus nonaktif apabila terlibat secara resmi dalam tim kampanye salah satu pasangan calon, hingga Pilpres selesai.
Khofifah juga telah berkomunikasi dengan Ketua TKN, Rosan Roeslani, untuk menyampaikan keputusannya. Dia juga sudah memberitahu Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, dan Sekjen PBNU, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, tentang keputusannya tersebut. Khofifah mengklaim bahwa PBNU menghormati dan menyambut baik keputusannya.
Dengan langkah ini, Khofifah Parawansa tidak hanya menunjukkan dukungannya kepada pasangan Prabowo-Gibran secara terbuka, namun juga memberikan contoh bahwa tanggung jawab dan kewajiban organisasional harus diutamakan di atas kepentingan politik pribadi.
Keputusan Khofifah ini kemungkinan akan berdampak besar dalam dinamika politik menjelang Pemilihan Presiden 2024. Bagaimana langkah politik selanjutnya Khofifah setelah bergabung dengan TKN Prabowo-Gibran, dan bagaimana respons dari kubu lawan, menjadi pertanyaan menarik yang akan diungkap seiring berjalannya waktu.