Kabinet Perang Israel Terpecah, Warga Ragukan Kemampuan Netanyahu Memimpin

Benny Gantz dan sejumlah politikus lainnya menyuarakan ketidakpercayaan mereka terhadap Netanyahu dan menganggapnya memanfaatkan konflik untuk kepentingan politik

Kabinet Perang Israel Terpecah, Warga Ragukan Kemampuan Netanyahu Memimpin
Kabinet Perang Israel dikabarkan mulai terbelah, sejumlah politikus meragukan kepemimpinan PM Benjamin Netanyahu.

Cydem.co.id' Jakarta - Peperangan antara Israel dan pasukan milisi Hamas telah menciptakan ketegangan internal di dalam Kabinet Perang Israel, khususnya terkait kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Para anggota kabinet mulai meragukan kemampuan Netanyahu dalam memimpin negara melalui konflik ini.

Salah satu pihak yang mengekspresikan ketidakpuasannya terhadap Netanyahu adalah pihak militer dan intelijen Israel. Kecemasan ini bermula saat Netanyahu terlihat menyalahkan intelijen dan militer negaranya atas kegagalan melawan serangan Hamas pada 7 Oktober. Melalui cuitan yang kemudian dihapusnya, Netanyahu menyalahkan kepala intelijen dan kepala angkatan darat Israel karena serangan tersebut menewaskan ribuan warga sipil. Pernyataan ini menciptakan ketidaksetujuan dalam kabinet dan menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan Netanyahu dalam menghadapi konflik ini secara tulus.

Analis politik dari Chatham House, Yossi Mekelberg, menyatakan bahwa insiden ini mengungkapkan perpecahan yang semakin dalam di dalam politik dan militer Israel. Netanyahu kini dihadapkan pada keraguan mengenai kemampuannya memimpin negara dalam masa konflik besar seperti ini, dengan beberapa anggota kabinetnya merasa bahwa kepentingan politiknya ditempatkan di atas keamanan nasional.

Salah satu tokoh yang terang-terangan menyatakan ketidakpercayaannya terhadap Netanyahu adalah mantan Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz, yang bahkan mendesak Netanyahu untuk menarik kembali pernyataannya di media sosial. Kritik juga datang dari Avigdor Lieberman, mantan menteri pertahanan yang kini menjadi oposisi Netanyahu, yang menyatakan bahwa Netanyahu tampaknya lebih fokus pada politik daripada keamanan.

Ketegangan ini dianggap sebagai awal dari konflik internal yang lebih besar di dalam politik Israel, dengan warga negara semakin meragukan kemampuan pemimpin mereka dalam menghadapi situasi sulit ini.