Joe Biden Memerintahkan Serangan di Irak pada Malam Natal sebagai Respons Terhadap Serangan Terhadap Kedubes AS

Presiden Joe Biden memerintahkan serangan di Irak setelah tiga anggota militer AS terluka dalam serangan oleh Kataib Hizbullah

Joe Biden Memerintahkan Serangan di Irak pada Malam Natal sebagai Respons Terhadap Serangan Terhadap Kedubes AS
Presiden AS Joe Biden memerintahkan serangan ke tiga lokasi di Irak yang digunakan oleh Kataib Hizbullah dan 'kelompok afiliasinya' pada Senin malam (25/12).

Cydem.co.id' Jakarta - Pada Malam Natal yang tenang, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, memerintahkan serangan terhadap tiga lokasi di Irak yang digunakan oleh kelompok militan Kataib Hizbullah dan afiliasinya. Keputusan ini diambil setelah tiga anggota militer AS mengalami luka-luka dalam serangan sebelumnya. Perintah ini dikeluarkan untuk menanggapi serangan terhadap Kedutaan Besar AS oleh milisi Kataib Hizbullah pada pertengahan Desember.

Menurut sumber keamanan, serangan terhadap Kedubes AS dianggap sebagai pemicu "aturan keterlibatan baru" kelompok tersebut. Meskipun Kataib Hizbullah tidak mengakui secara langsung keterlibatan mereka, kelompok ini mengklaim bahwa kedutaan adalah pangkalan operasi terdepan untuk perencanaan operasi militer.

Reaksi terhadap serangan ini datang tidak hanya dari pihak Amerika Serikat, tetapi juga dari Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia al-Sudani, yang mengecam serangan tersebut sebagai tindakan terorisme terhadap misi diplomatik. Serangan ini juga menjadi bahan kecaman di tingkat internasional.

Sebelumnya, pada bulan November, Amerika Serikat telah memberlakukan sanksi terhadap kelompok-kelompok milisi yang bersekutu dengan Iran, dengan tuduhan keterlibatan dalam serangan terhadap Amerika Serikat dan sekutu mereka di Irak dan Suriah. Departemen Luar Negeri AS secara resmi menetapkan Kata'ib Sayyid al-Shuhada dan sekretaris jenderalnya sebagai entitas teroris global, sedangkan Departemen Keuangan AS memberlakukan sanksi terhadap enam individu yang terafiliasi dengan Kataib Hizbullah.

Keputusan Presiden Biden untuk merespons serangan ini menciptakan ketegangan lebih lanjut di kawasan tersebut, sementara dunia menantikan perkembangan lebih lanjut dalam situasi yang semakin kompleks ini.