Gempur Ulang Kamp Pengungsi Jabalia di Gaza, Israel Sisakan Kehancuran dan Duka

Gencatan senjata sebelumnya hanya bertahan selama empat hari setelah diperpanjang dua kali, berakhir pada 1 Desember

Gempur Ulang Kamp Pengungsi Jabalia di Gaza, Israel Sisakan Kehancuran dan Duka
Kamp pengungsi Jabalia yang berada di bagian utara Jalur Gaza, Palestina, digempur lagi oleh pasukan militer Israel.

Cydem.co.id' Jakarta - Pasukan militer Israel kembali melakukan serangan terhadap kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza, Palestina, menimbulkan kehancuran dan duka mendalam.

Laporan dari Al Jazeera pada Minggu (3/12) mengungkapkan bahwa serangan tersebut menyasar beberapa rumah, mengakibatkan puluhan warga Palestina tewas, dengan jumlah korban yang diperkirakan terus bertambah karena masih banyak yang terkubur di bawah reruntuhan. Tim penyelamat menghadapi kesulitan menjangkau para korban karena tertimbun puing-puing, dan pekerjaan penyelamatan semakin rumit karena menjadi target serangan. Gempuran ini terjadi setelah berakhirnya gencatan senjata antara Israel dan Hamas, menandai lanjutan ketegangan di kawasan tersebut.

Israel melanjutkan agresi di Jalur Gaza setelah negosiasi gencatan senjata tidak mencapai kesepakatan dengan kelompok Hamas. Gencatan senjata di wilayah tersebut berakhir pada Jumat (1/12) lalu, dan serangan terbaru ini menyebabkan kehancuran yang sulit digambarkan. Salah satu korban tewas akibat serangan ini adalah ilmuwan terkemuka Palestina, Sufyan Tayeh, yang juga menjabat sebagai rektor Universitas Islam Gaza dan Ketua UNESCO untuk Ilmu Fisika, Astrofisika, dan Luar Angkasa di Palestina.

Gencatan senjata antara Israel dan Hamas sempat terjadi pada 24 November lalu selama empat hari, dengan harapan mencapai stabilitas. Meskipun sempat diperpanjang dua kali, gencatan senjata tersebut berakhir pada Jumat (1/12), dan Israel terus melanjutkan agresi di wilayah Gaza.

Total korban jiwa di Jalur Gaza sejak dimulainya agresi Israel pada Oktober lalu mencapai angka yang tragis, dengan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. Puluhan ribu warga Palestina juga mengalami luka-luka akibat serangan tersebut. Situasi ini menunjukkan eskalasi konflik yang menyulitkan prospek perdamaian di kawasan tersebut.